Mohon tunggu...
Yuliana
Yuliana Mohon Tunggu... Guru - Guru - Guru Penggerak Angkatan 7 - SMAN 4 Cibinong

I love swimming, reading, playing basket ball, travelling; My characters are gentle, full of love, love to sharing and caring; The dominan topic is education.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Pokok dan Fungsi Guru yang Menjadi Prioritas untuk Dikembangkan

26 Agustus 2023   02:04 Diperbarui: 26 Agustus 2023   02:10 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas Pokok dan Fungsi Guru yang menjadi  prioritas dikembangkan terkait kesiapan menjadi guru yang ideal Abad 21  adalah "kompetensi menghasilkan kompetensi Peserta Didik yang Berpikir Kritis dan Problem Solving (Pemecah masalah)."

Tugas pokok dan fungsi guru semakin mendapatkan tantangan penyesuaian dalam menghadapi tantangan abad 21. Menurut UU No. 14 Tahun 2015 tentang guru dan dosen; tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah[1].

 

Mengacu kepada, "Pembagian Generasi berdasarkan Tahun Kelahiran"[2] Peserta Didik, maka guru-guru di sekolah dimana saya mengajar, sebanyak 25% adalah generasi X (1965 -- 1980) dan 75% adalah generasi Y (1981 -- 1994).

 

Generasi X  dan Y lahir sebelum abad 21 dan belum terbiasa dengan Kegiatan Belajar Mengajar yang berorientasi  kepada berpikir kritis. Bukan tidak ada, namun tidak fokus ke sana. 

 

Tugas pokok guru adalah merencanakan pembelajaran atau pembimbingan, menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.[3]

 

Adapun ketrampilan yang harus dimiliki pada abad 21 adalah kompetensi -- kompetensi berikut ini : keterampilan berpikir kritis, keterampilan kreativitas, keterampilan berkomunikasi, serta keterampilan berkolaborasi serta problem solving.

 

 

 

Bahwa para guru harus menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan berpikir kritis dan problem solving.

 

Melalui observasi dan wawancara terhadap guru terkait bahwa untuk bisa menjadi guru yang menghasilkan lulusan dengan kompetensi berpikir kritis dan problem solving diperlukan waktu untuk berproses dan tidak semudah membalik telapak tangan. Selama ini, sudah ada pelatihan terkait tetapi tidak kontinyu dan tidak dipantau, belum dilaksanakan pelatihan khusus mengenai pembelajaran yang berorientasi kepada menghasilkan lulusan berkompetensi berpikir kritis dan problem solving secara kontinyu/ berkelanjutan hingga guru menunjukkan indikator keberhasilan yang terlihat dari terwujudnya kompetensi siswa yang berpikir kritis dan problem solving.

 

Kompetensi merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memiliki keberhasilan dalam melakukan sesuatu. Kompetensi dapat berupa  berbagai pengetahuan, keahlian, atau keterampilan yang dimiliki oleh seseoang. Pedagogik dapat diartikan sebagai bimbingan, yang di mana seseorang dapat membimbing anak untuk dapat mandiri dan melakukan sesuatu sendiri. Karena di abad 21 ini  siswa dalam proses pembelajarannya tidak hanya dituntut untuk menghafal materi pembelajaran, akan tetapi siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis (critical thinking) yang mampu memecahkan suatu masalah (problem solving),[4] maka peranan kompetensi pedagogik guru sangat diperlukan dalam membentuk kompetensi berpikir kritis siswa.

 

Sejauh pengamatan saya, di sekolah tempat saya mengajar, kami belum terbiasa dengan "berpikir kritis" dan problem solving. Di zaman kami, generasi X dan Y, lebih banyak kepada hafalan dan pengertian serta belum menekankan tahap berpikir kritis dan problem solving.

 

Dalam pembelajaran, kami harus menghasilkan lulusan dengan kompetensi berpikir kritis dan problem solving namun, di sisi lain, kami berasal dari masa yang belum menekankan berpikir kritis dan problem solving.

 

Masalah

 

Terdapat guru yang belum menguasai mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik untuk berkompetensi berpikir kritis.

 

Berdasarkan literatur review, penyebab masalah adalah kami, para guru lahir di zaman yang belum menekankan berpikir kritis dan problem solving.

 

Maka  yang menjadi  prioritas  untuk dikembangkan terkait kesiapan menjadi guru  yang ideal Abad 21 adalah kemampuan guru mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik untuk berkompetensi berpikir kritis dan problem solving.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun