Mohon tunggu...
Yuli Ana
Yuli Ana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Manajemen S1, Universitas Pamulang

Saya adalah tanggung jawab diri saya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Money

Kondisi Ekonomi Global Selama Pandemi Covid-19

12 Desember 2021   01:33 Diperbarui: 15 Desember 2021   17:19 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada Maret 2020 lalu, World Health Organization (WHO) sudah mengumumkan status pandemic global untuk penyakit virus corona. Dalam istilah kesehatan, pandemic berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban secara serentak di berbagai Negara dunia. Sementara dalam kasus COVID-19, badan kesehatan dunia WHO menetapkan penyakit in sebagai pandemic karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit COVID-19. 

Pada saat ini kita semua tahu pandemic covid-19 menyebar secara global di bumi. Negara-negara di bumi semuanya terserang virus ini. Virus yang tidak terlihat langsung oleh mata akan tetapi ada dimana-mana dan proses penyebarannya sangat cepat. Selain menimbulkan masalah pada bidang kesehatan pandemic covid-19 juga menimbulkan masalah pada bidang ekonomi.

Kondisi ekonomi pada saat pandemic covid 19 sangat buruk. Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandemic Covid-19 menekan perekonomian global dan nasional secara mendalam. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 kemudian direvisi menjadi minus 3% yang tadinya diprediksi positif 3.3%. Namun, seiring dengan makin meluasnya covid-19 maka pada juni 2020 pertumbuhan ekonomi dunia makin mengalami revisi ke dalam yaitu minus 4.9%.

Covid-19 sangat berdampak membuat perekonomian dunia menjadi terpuruk, berikut beberapa faktor yang menyebabkan perekonomian global menjadi terpuruk, diantaranya ialah guncangan ekonomi yang terjadi secara tiba-tiba maksud dari guncangan ekonomi ialah pendapatan ekonomi masyarakatnya menurun secara dratis sehingga hal ini dapat membuat sedikitnya pendapatan nasional suatu Negara yang masuk, hutang yang berlebihan maksudnya ialah karena sedikitnya pendapatan nasional suatu Negara selama pandemi, Negara-negara di dunia tidak bisa memenui kebutuhan negaranya jika tidak berhutang dengan Negara lain hal ini menyebabkan suatu Negara harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Deflasi berkepanjangan bisa menjadi factor perekonomian menjadi lemah karena harga barang-barang menjadi murah sehingga upah pun rendah hal ini tentu saja membuat perekonomian suatu Negara lemah. 

Revolusi teknologi selama pandemic covid-19, selama pandemic covid-19 terjadi perubahan yang signifikan di bidan teknologi. Maksudnya yang awalnhya semua kegiatan dikerjakan secara langsung tetapi selama pandemi rata-rata kegiatan dilakukan secara online baik bekerja maupun sekolah. Revolusi teknologi ini membuat banyak profesi yang tidak digunakan lagi dan pengangguran menjadi semakin banyak hal ini tentu membuat perekonomian suatu Negara menjadi lemah karena masyarakat kelas menengah ke bawah sangat minim pengetahuan teknologinya tidak bisa bekerja jika dengan menggunakan teknologi yang canggih.

Jadi pandemi covid-19 sangat berdampak terhadap perekonomian global, pandemi covid-19 sangat jelas membuat perekonomian global menurun secara dratis. Akan tetapi sejak vaksinisasi dilakukan perekonomian global mulai membaik, contohnya seperti di Indonesia sejak vaksinisasi dilakukan kegiatan perekonomian mulai membaik semua kegiatan perlahan-lahan kembali menjadi normal. Seperti kegiatan bekerja hingga kegiatan belajar mengajar.

Yang pada awalnya sebelum adanya vaksin kegiatan-kegiatan terhambat total dikarena lockdown, masyarakat kehilangan pekerjaan karena PHK secara besar-besaran, dan pedagang-pedagang kecil yang pendapatannya terhenti dikarenakan barang dagangannya tidak laku. Selama pandemic orang-orang enggan untuk membeli makanan di pinggir jalan karena takut teinfeksi virus corona.

Upaya pemerintah dunia dalam memulihkan kondisi ekonomi global pada pandemic covid-19, berbagai kebijakan diarahkan pada tiga prioritas yaitu menyediakan dana untuk penanganan kesehatan, menyalurkan bantuan aringan pengaman sosial, dan memberikan stimulus/dukungan ekonomi kepada dunia usaha. Pemerintah Negara-negara di dunia umumnya meberikan stimulus, baik melalui kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. 

Di bidang moneter, kebijakan penurunan tingkat suku bunga dilakukan oleh hampir seluruh dunia. Hal ini dilakukan dengan tujuan pemulihan perekonomian global akibat  pandemic covid-19. Di bidang fiskal, pada awal penyebaran pandemic covid-19, pemerintah di berbagai Negara memberikan stimulus dalam jumlah besar untuk menyelamatkan penduduk serta perekonomiannya. IMF Policy Responses to Covid-19 mencatat sebanyak 196 negara di dunia sudah mengeluarkan bantuan untuk perekonomiannya, dengan total nilainya yang mencapai 11,7 triliun dollar AS (setara dengan 12 persen PDB global). Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh Negara menyadari langkah luar biasa perlu dilakukan agar perekonomian tidak jatuh terjatuh lebih dalam akibat Covid-19.

Penulis : Yuliana

Instansi : Universitas Pamulang

Program Studi : Manajemen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun