Mohon tunggu...
Yuliana Pratiwi Asti
Yuliana Pratiwi Asti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pertanian dan Bisnis

Pemula yang baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kebutuhan Informasi Pertanian bagi Petani

27 April 2021   14:27 Diperbarui: 27 April 2021   14:56 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertanian merupakan sector yang cukup berpengaruh terhadap perekonomian nasional, karna melalui sector pertanian dapat mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja, dan penanggulangan kemiskinan. Pertanian juga memiliki tugas yang penting dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, yang diperkiraan berjumlah 271.349.889 jiwa (Kemendagri, 2020). Oleh sebab itu kebutuhan pangan masyarakat menjadi salah satu focus utama bagi pemerintah, sebab dengan tersedianya kebutuhan pangan bagi masyarakat maka dapat mewujudkan ketahanan pangan seperti yang diinginkan.

Untuk itu produksi dalam sub sector pertanian perlu ditingkatkan, misalnya dalam peningkatan produksi tanaman pangan seperti padi, tanaman hortikultura seperti sayur dan buah, serta tanaman perkebunan seperti sawit dan tebu. Salah satu cara meningkatkan produksi dapat dimulai dari petani itu sendiri. Misalnya dengan kebutuhan petani terhadap informasi pertanian.

Seiring berjalannya waktu, petani dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan baru untuk menghadapi berbagai masalah, baik yang diakibatkan oleh factor iklim maupun keterbatasan lahan. Apalagi saat ini pemerintah menekankan pembangunan pertanian berkelanjutan pada sector pertanian, karna dianggap melalui cara ini dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi lingkungan, social, dan ekonomi. Namun proses pembangunan pertanian saat ini tidak hanya ditentukan oleh factor produksi, melainkan ada factor lain yang ikut berpengaruh seperti ekonomi, social, politik, budaya dan lingkungan. Terlebih lagi ada beberapa potensi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan, antara lain keanekaragaman hayati, lahan pertanian, penduduk, inovasi dan teknologi. Serta ada berbagai permasalahan yang perlu diatasi dalam pembangunan pertanian berkelanjutan, antara lain :

1. Pemenuhan pangan dan kecukupan gizi

Seiring pertumbuhan penduduk yang semakin banyak setiap tahunnya menuntut pemenuhan pangan dan kecukupan gizi terjadi dalam periode yang lama. Apalagi jika dikaitkan dengan isu kesehatan seperti gizi buruk, stunting, dan kekurangan gizi pada anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena produk pertanian yang dihasilkan harus memiliki kuantitas dan kualitas yang baik agar permasalahan tersebut dapat diatasi.

2. Deficit perdagangan subsector tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan

Karakteristik usahatani di Indonesia masih berskala kecil dengan tingkat produktivitas dan mutu produk yang beragam. Namun berdasarkan neraca perdagangan pertanian indoensia periode 2015-2019 menunjukkan sub sector perkebunan adalah penyumbang ekspor dan surplus terbesar di sector pertanian. Walaupun begitu diperlukan cara untuk meningkatkan daya saing produk pertanian pada masa yang akan datang.

3. Status dan kepemilikan lahan

Lahan-lahan pertanian di Indonesia masih mengalami kendala terkait status dan kepemilikan lahannya karna banyak lahan yang tidak jelas kepengurusan dan kepemilikannya. Sebab banyak diantara petani mengaku bahwa lahan pertanian yang mereka garap saat ini merupakan hasil warisan dari leluhurnya. Selain itu batasan lahan pertanian pun juga tidak jelas karna biasanya petani hanya menggunakan tanaman tertentu sebagai "pagar" pada lahan pertaniannya.

4. Pendidikan dan usia petani

Di Indonesia banyak petani yang berusia diatas usia produktif sekitar 40 hingga 60 tahun. Saat ini banyak masyarakat yang berusia 20-30 tahun enggan untuk menjalani profesi sebagai petani dikarenakan stigma negative di dalam masyarakat dan pendapatan yang rendah. Sehingga sumber daya manusia yang dibutuhkan pada sector pertanian mengalami penurunan dan saat ini hanya terdapat 28 % saja masyarakat yang berkontribusi dalam pertanian Indonesia. Terlebih lagi dengan tingkat pendidikan yang masih rendah dikalangan petani yang sebagian besar memiliki pendidikan sekolah dasar (SD).

5. Kemiskinan pedesaan,

Pembangunan pertanian diharapkan menjadi factor utama pertumbuhan wilayah pedesaan, namun pada pelaksanaannya pendapatan dari usahatani yang dilakukan mendapatkan upah yang rendah sehingga menimbulkan permasalahan social ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan.

6. Dampak disrupsi revolusi industry 4.0

Revolusi industry yang terjadi pada abad 18 Menyebabkan perkembangan teknologi dan informasi menjadi lebih cepat. Sehingga pada era digitalisasi saat ini, para pelaku pertanian dituntut agar mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.

7. Dampak perubahan iklim

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi sector pertanian. Karna dampak dari perubahan iklim yang ekstrem dapt menggeser pola dan kalender tanam, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan serta berkurangnya hasil produksi.

8. Keterbatasan akses pembiayaan bagi petani

Pembiayaan merupakan factor penting dalam usahatani, namun seringkali petani mengalami kesulitan dan mengaksesnya. Hal ini disebabkan minimnya informasi tentang berbagai skema pembiayaan yang dapat diakses oleh petani.

Saat ini kebutuhan informasi pertanian bagi petani pun beragam, namun biasanya petani membutuhkan informasi terkait produksi, panen dan pasca panen serta pemasaran hasil produk pertanian. Misalnya apabila berkaitan dengan produksi, maka informasi yang dibutuhakan berkaitan dengan bibit unggul maupun cara menanggani Organisme Penggangu Tanaman (OPT). 

Atau informasi yang berkaitan dengan pasca panen biasanya berupa penanganan bagaimana hasil tanaman tersebut disimpan agar tahan lama selama pendistribusian kepada konsumen. Dalam mengakses informasi pertanian, petani dapat menggunakan beberapa media. Misalnya melalui media cetak seperti Koran atau majalah, atau media siaran seperti televise dan radio. Serta media internet seperti portal berita, website, dan sebagainya. Untuk mengetahui informasi pertanian juga dapat diperoleh melalui pelatihan kerja ataupun penyuluhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun