Mohon tunggu...
Yuliana Sri Purbiyati
Yuliana Sri Purbiyati Mohon Tunggu... Lainnya - --

Hidup bukanlah sekedar hidup. Hidup memiliki makna yang lebih tinggi menjadi panggilan dalam hidup ini. Diri sendiri merupakan bagian penting dalam kehidupan ini yang kadang dalam jalan sunyi tetap setia memaknai kehidupan dan memberikan kesaksian dunia penuh warna dari pengalaman berelasi dengan siapapun, apapun, di manapun. Hidup bagaikan sinar yang memberikan terang, hidup bagaikan garam yang memberikan rasa, hidup bagaikan udara yang memberikan kesegaran. Hidup adalah memberi dan berbagi dalam relasi dengan Sang Ilahi, sesama, dan seluruh alam semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wisdom dalam Dunia Kompetitif

29 September 2024   20:22 Diperbarui: 29 September 2024   20:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau (Amsal 2:11)

Beberapa hari yang lalu saya memiliki teman baru. Teman ini sangatlah kompetitif sehingga apa yang dirasa tidak adil menurut pandangannya maka ia sudah pasti mempersoalkannya. Saat itu, saya bertemu beberapa kali dengannya. Teman baru saya selalu membicarakan ketidakadilan yang menurutnya sedang dialami. 

Persoalannya adalah dia baru saja lulus kuliah. Dia dan temannya memiliki indeks prestasi komulatif yang sama. Temannya terpilih memberikan sambutan pada acara wisuda dan dirinya tidak mendapatkan kesempatan itu. Pengalaman itu bagi teman baruku ini menjadi berita yang hot karena terus dia bicarakan saat bertemu dengan para alumni.

Pengalaman teman saya itu menggelitik diri saya. Dalam sejarah kuliah saya yang telah berlalu lama pada perguruan tinggi sebelumnya memiliki kebijakan bahwa semua mahasiswa cumlaude atau lulus dengan pujian diberi peran dalam perayaan entah pada saat yudisium atau pada saat wisuda. Rektor menyempatkan diri menerima para lulusan cumlaude. Dari pengalaman ini saya belajar bahwa masing-masing institusi memiliki kebijakan sendiri-sendiri sesuai dengan situasi institusi tersebut. 

Masing-masing institusi memiliki ketentuan sendiri-sendiri dan memiliki indikator yang berbeda dalam menentukan suatu kebijakan, misalnya dalam hal ini mahasiswa yang ditunjuk untuk berperan dalam suatu acara. Ada banyak institusi pendidikan yang tidak menyatakan bahwa dalam suatu program studi dengan indeks prestasi tertinggi merupakan mahasiswa terbaik dalam bidang akademik. 

Hal itu tentu sudah dipertimbangkan masak-masak. Menyikapi situasi tersebut diperlukan kebijaksanaan. Ibarat padi makin tua makin menunduk. Belajar dari padi tersebut dapat berarti bahwa manusia semakin tua hendaknya semakin berisi dan semakin menunduk. Hal itu bisa disimpulkan dengan satu kata, yaitu memiliki kebijaksanaan.

Kata "kebijaksanaan" dalam bahasa Indonesia berasal dari akar kata "bijak". Kata "bijak" sendiri memiliki akar yang lebih tua dan kompleks. Kata kebijaksanaan diserap dari bahasa Sanskerta, yaitu berasal dari kata "vid". "Vid" memiliki arti "tahu" atau "mengetahui". Dalam perkembangannya, "vid" mengalami perubahan bentuk dan menjadi "vijaya" yang berarti "kemenangan" atau "keberhasilan". Konsep "bijaksana" kemudian dihubungkan dengan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan membawa pada hasil yang baik. 

Dalam bahasa Arab kata "bijak" berarti "hikmah". "Hikmah" memiliki arti yang lebih luas, mencakup kebijaksanaan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan. Dengan demikian "kebijaksanaan" merujuk pada: pengetahuan, pengalaman, kemampuan berpikir, kecerdasan emosional, dan nilai-nilai yang diyakini. 

Secara garis besar, kebijaksanaan adalah suatu kualitas yang kompleks yang melibatkan aspek kognitif, emosional, dan moral. Orang yang bijaksana tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan yang baik sebagaimana dituliskan dalam Kitab Amsal ayat 11, "Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau".

Belajar dari ilmu padi bahwa semakin tua semakin menunduk maka sangatlah penting menumbuhkembangkan kebijaksanaan dalam diri sendiri. Selama masih hidup, sikap kebijaksanaan sangat diperlukan untuk menyikapi situasi nyata kehidupan. Ada beberapa cara mengembangkan kebijaksanaan.

1. Terus belajar dengan membaca

Membaca adalah jendela dunia. Begitulah kata orang yang memiliki kebijaksanaan. Membaca sangatlah penting. Dengan membaca maka individu memiliki banyak kekayaan yang luar biasa, seperti informasi, pengetahuan, buah-buah refleksi, dan lain-lain. 

Membaca merupakan salah satu cara mengembangkan kebijaksanaan sebab dengan membaca individu memiliki informasi yang kemudian diolah ke dalam refleksi dan akhirnya individu diharapkan menemukan makna untuk perbaikan diri.

2. Mempertajam keterampilan interpersonal

Bergaul dengan sesama sangatlah penting. Dengan pergaulan yang dimiliki maka dapat melatih individu untuk memahami banyak karakter, belajar mendengarkan, mengembangkan diskusi, dan mengungkapkan ide gagasan. Lingkaran pertemanan dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan individu termasuk mengembangkan kebijaksanaan. 

Dengan bergaul dengan sesama maka individu belajar menghormati, mendahulukan yang lain, mengelola diri sendiri kapan harus berbicara dan kapan harus diam. Dengan demikian, kebijaksanaan bisa semakin berkembang.

3. Mengagumi segala sesuatu

Setiap individu memiliki mata untuk melihat. Dari melihat tersebut maka terjadilah pengamatan. Dengan pengamatan yang cermat akan menemukan indentifikasi dari yang diamati. 

Dalam menidentifikasi tersebut diperlukan kesadaran bahwa di luar dirinya banyak keindahan, banyak hal baik, banyak hal yang memiliki kelebihan. Dari situ kemudian mengolah perasaan menuju perasaan positif, menerima situasi, memahami keadaan dan diri sendiri. Selanjutnya menemukan makna betapa luar biasa mengagumkan segala sesuatu yang dilihat karena pengamatan dengan sisi positif.

4. Mencoba hal-hal baru

Individu yang mau berkembang maka individu tersebut mau keluar dari zona nyamannya. Individu mau mencoba hal-hal baru di luar rutinitas yang dilaksanakan. Dengan berani mencoba hal-hal baru, individu dibantu untuk mengatasi ketakutan dan kekhawatiran. Hal-hal baru juga dapat mengembangkan minat bakat. Hal-hal baru sudah tentu memberikan wawasan. Oleh karena perkembangan dalam diri individu ke arah positif tersebut maka berkembanglah kebijaksanaannya.

5. Refleksi

Refleksi dengan menuliskan jurnal harian sangat membantu perkembangan individu. Melalui menuliskan jurnal pribadi yang berisi perasaan, pikiran, semua kejadian yang dialami, dan juga cara menyikapi dari pengalaman yang terjadi maka individu didorong untuk mengevaluasi diri. 

Apakah dirinya telah mampu mengatasi kesulitan yang dialami sehingga ditemukan perkembangan. Ataukah mengalami stagnasi sehingga menimbulkan kejenuhan. Atau mengalami perang batin sehingga harus menyembukan kepahitan hidup atau luka batin. 

Dari refleksi itu kemudian individu membuat keputusan niat perubahan apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukan, target perubahannya seperti apa dan kapan.

Kebijaksanaan adalah proses yang terus berkembang. Semakin sering mempraktikkan dengan latihan-latihan maka semakin tumbuh kebijaksanaan dalam diri masing-masing. 

Bentuk-bentuk kebijaksanaan adalah semakin kritis untuk kebaikan bersama, semakin menghargai perbedaan, memiliki empati yang tinggi, efektif dalam berkomunikasi, memiliki selera humor yang membangun, mampu mengelola emosi dalam diri pribadi sendiri, semakin memahami dunia dan lain-lain sehingga semakin cermat dalam bertindak, bijak dalam menanggapi realitias kehidupan. 

Semoga kita semua semakin bijaksana karena memiliki kebijaksanaan yang dapat menolong kita terhindar dari tekanan, terus bahagia, mudah menolong, dan semua hal positif berkembang dalam diri kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun