"Seeking truth within an unfolding and living tradition flourishes when minds and hearts are free to dialogue, willing to risk certainty and give questions a full explanation."
---Ruth Poochigian, ed., Meeting the Charism Again /For the First Time, Dominican Values, "Building Community"
Menurut Rahmadya Trias Handayanto sering sekali istilah "life-long education" dikontraskan dengan istilah "long life education". Jika "life long education" berarti belajar sepanjang hidup maka "long life education" berarti hidup hanya untuk belajar. Terkait dengan belajar ini, Delors (1996) mengemukakan empat pilar dalam pendidikan, yaitu "learning to know", "learning to do", "learning to live together and work with others", dan "learning to be". Pilar itu sudah sesuai dengan urutannya, dan ditujukan untuk pendidikan di masa depan. Dalam belajar diawali atau dimulai dari sekedar tahu (know), kemudian tahu dengan bisa mengerjakan (do) dan bekerja sama (live together) dan diharapkan yang terakhir adalah bisa berperan di masyarakat (to be).
Berbicara tentang pentingnya belajar, Santo Dominikus seorang tokoh dari Gereja Katolik yang mendirikan sebuah kelompok hidup membiara dengan nama Order of Preachers atau Ordo Pewarta (OP) atau juga dikenal dengan dominikan pada abad pertengahan telah mengungkapkan pentingnya studi. Santo Dominikus menetapkan studi menjadi salah satu pilar hidup anggota Ordo yang didirikannya.
Bagi orang dominikan, tujuan belajar adalah untuk membantu sesama. Selain belajar di bangku sekolah formal, belajar dari pengalaman juga sangat penting maka OP juga memasukkan "pembelajaran berdasarkan pengalaman" ke dalam semangat studinya. Jika kita mengenal lebih dalam tentang OP maka dapat mengetahui salah satu anggota OP, yaitu Santo Albertus Agung (1206-1280) telah membangun fondasi filsafat skolastik dan teologi sistematis. Ia telah menulis lebih dari 30 jilid buku tentang ilmu pengetahuan alam. Santo Albertus Agung menghubungkan antara iman dan ilmu pengetahuan. Anggota OP yang lain yang hidup apada abad ke-16 - ke-17, yaitu Santo Martin de Porres menggunakan keahliannya sebagai tukang cukur dan pengetahuannya tentang tanaman obat untuk melayani orang miskin dan sakit di kota Lima, Peru.
Santo Thomas Aquinas juga merupakan anggota OP yang hidup tahun 1225 -- 7 Maret 1274 merupakan murid Santo Albertus Agung. Santo Thomas Aquinas merupakan teolog, dan filsuf yang sangat berpengaruh dalam tradisi skolastisisme. Ia juga dikenal sebagai Doctor Angelicus dan Doctor Communis. Karya-karyanya yang paling dikenal adalah Summa Theologiae dan Summa contra Gentiles. Santo Thomas Aquinas menjelaskan berbagai jenis penalaran dan sebagai guru yang baik menyadari semuanya. Menurut Santo Thomas Aquinas, terkadang kita mempelajari suatu fakta melalui akibatnya, terkadang fakta yang beralasan melalui penyebabnya; terkadang wacana kita pasti, terkadang mungkin; terkadang kita berdebat dengan analogi. Guru yang baik menyadari jenis-jenis penalaran, yaitu, ia ahli dalam logika. St. Thomas memandu kita, menyadari seperti ia menyadari jenis-jenis argumen dan kesesuaiannya dalam berbagai disiplin intelektual.
Belajar dapat berdampak pada satu orang dan komunitas baik lokal ataupun global. Bagi anggota OP, belajar selalu dilakukan dengan mencari Kebenaran yang didasarkan pada Alkitab melalui kontemplasi dan dinyatakan dalam pelayanan kepada sesama. Studi merupakan esensi dalam melakukan pekerjaannya yang dilakukan dengan keinginan untuk membantu sesama. Studi berarti berusaha memahami Sabda Tuhan yang adalah Kristus dan bersatu dengan-Nya sebagai Jalan Kebenaran yang menuntun kepada Kehidupan. Kebenaran bukan hanya sekadar konsep, tetapi pribadi yang harus ditemui dan dipeluk. Para anggota OP juga merenungkan misteri-misteri Allah dan apa yang telah diwahyukan dalam pribadi Kristus.
Belajar dapat berdampak pada perjalanan pertobatan pembelajarnya. Dengan penemuannya maka pembelajar dapat hidup menjadi lebih baik dan perhatian atau penuh kasih pada kehidupan. Belajar kadang sebagai jalan sunyi yang harus disusuri dengan penuh kesabaran sampai kebenaran ditemukan. Belajar mendorong orang semakin mengasihi. Melalui belajar berkembang pemahaman kehidupan dan menggerakkan hati untuk semakin mencintai sesama dan seluruh kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H