Faktor lain yang perlu disimulasikan adalah perilaku masyarakat. Apabila masyarakat sudah mulai menggunakan EV, waktu yang ideal untuk mengisi daya adalah pada saat di rumah selepas pulang kerja atau semasa di kantor.Â
Perlu dipastikan jaringan listrik yang dikembangkan nantinya akan dapat menahan shock yang mungkin timbul apabila permintaan begitu melonjak di waktu-waktu tertentu. Jangan sampai aliran daya berkurang atau bahkan terjadi black-out.Â
Teknologi seperti smart grid mungkin dapat mengubah perilaku masyarakat. Akan tetapi smart grid memiliki permasalahannya sendiri terkait dengan adopsi dan implementasi yang akan mengubah pola bisnis dan juga layanan sistem kelistrikan di Indonesia dan sepertinya juga bukanlah suatu perkara mudah.
Tanpa bermaksud pesimis, kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan kajian yang lebih mendalam untuk mensukseskan penetrasi dan keberlangsungan EV di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H