Seberapa cepat adopsi EV juga akan dipengaruhi ketersediaan infrastruktur ini, yang tentunya bukan lagi chicken-egg problem, karena tanpa adanya infrastruktur yang memadai, terlalu naif untuk mengharapkan adopsi EV akan cepat.
4. Nilai jual kembali (resale)
Permasalahan ini seringkali jarang muncul di permukaan. Seperti kita ketahui, baterai memiliki umur yang terbatas yang dapat diukur dari seberapa banyak pengisian telah dilakukan. Untuk setiap pengguna handphone atau smartphone tentunya menyadari bahwa semakin sering kita menggunakan, baterai akan habis semakin cepat. Dan setiap tahunnya, performa baterai kita menurun.
Di sisi lain, kita juga familiar dengan membeli mobil baru, menggunakannya selama kurang lebih 5 tahun, kemudian menjualnya dan membeli mobil baru.Â
Lalu, bagaimana dengan nilai jual EV second dan kualitas baterai EV second? Â Ditambah lagi industri EV dan baterai yang terus menerus melakukan inovasi.Â
Baterai EV produksi tahun 2010 atau 2014 mungkin sudah kalah jauh dengan produksi tahun 2019. Lalu jika baterai saja yang diganti, apakah aka nada isu kompatibilitas baterai produksi tahun 2019 dengan EV produksi 2010 misalnya.
5. Penghematan yang terbatas karena jarak tempuh yang terbatas
Keuntungan dari sisi ekonomis penggunaan EV adalah harga per km yang lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bakar konvensional. Pertanyaannya kemudian adalah jika jarak tempuh terbatas dan EV hanya digunakan di dalam kota, maka akan tetap tercipta ketergantungan untuk mobil konvensional dan keuntungan EV dari sisi bahan bakar tidak akan terealisasi dan akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai break-even-point dibandingkan dengan membeli mobil konvensional.
6. Kapasitas jaringan listrik
Apakah jaringan listrik yang kita miliki saat ini cukup memadai dan mampu menopang industri EV apabila sudah terjadi adopsi massal? Sebelum adanya EV saja, negara kita sudah cukup berjuang untuk memberikan pasokan listrik yang memadai di kota2 besar. Jakarta contohnya, dalam 3 bulan terakhir, berapa kali Jakarta mati lampu? Berapa kali Jakarta kebakaran?Â
Hal-hal ini tentunya harus dipertimbangkan. Pemerintah, PLN dan instituti manapun yang nantinya akan menjalankan inisiatif ini harus memiliki contingency plan yang baik yang dapat menjamin penyediaan layanan dasar seperti kelistrikan akan tetap berjalan normal. Â