Kawasan wisata religi  Sunan Ampel, Surabaya merupakan sebuah kawasan wisata religi yang berbasis multikultural karena pada kawasan wisata religi Sunan Ampel terdapat etnis yang melakukan transaksi perdagangan yaitu etnis Madura, Arab dan India.
Kebebasan beragama dan berkeyakinan disana juga menjadi poin penting hal ini karena pada komunitas yang berbeda etnis dan ras tersebut terdapat madzab yang berbeda meskipun pada umumnya komunitas pedagang beragama Islam. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat interaksi budaya yang seringkali berjalan beriringan, berbenturan akan tetapi tidak menimbulkan bias-bias konflik.
Kehidupan yang berbasis multikultur ini memiliki dampak yang cukup berarti bagi kelangsungan hidup masyarakat, dimana masing-masing etnis meskipun memiliki nilai fungsional untuk melanggengkan proses kebudayaan komunitasnya tetapi dalam ranah kehidupan bermasyarakat mereka memiliki interseksi untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dan hal tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Dimana kawasan wisata religi Sunan Ampel sendiri merupakan kawasan yang banyak dihuni oleh etnis keturunan Arab. Kehadiran komunitas dari etnis keturunan Arab yang pada umumnya berprofesi sebagai pedagang inilah yang secara umum menjadikan Kawasan wisata religi Sunan Ampel sebagai wilayah perdagangan.
Di samping Etnis Arab terdapat pula etnis Madura yang juga melakukan aktivitas perdagangan disana. Nilai keagamaan dan kebudayaan Etnis Arab secara langsung mempengaruhi kehidupan etnis Madura yang berprofesi sebagai pedagang pula.
Dalam konteks kebebasan beragama dan berkeyakinan, yang akan menjadi fokus permasalahan disini adalah etnis arab dan Madura, dimana kedua etnis tersebut menjunjung tinggi nilai religiusitas serta etnis arab dan Madura merupakan etnis yang mempunyai semangat berwirausaha/berdagang yang cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, ketertarikan permasalahan diawali dengan bagaimana realitas sosiologis kebebasan beragama dan berkeyakinan terjadi pada etnis arab dan Madura apakah kedua etnis tersebut menunjukkan nilai-nilai yang sama dalam memahami realitas sosial.
 komunitas pedagang etnis Arab dan Madura yang berprofesi sebagai pedagang dan menjual komoditas perdagangan yang berhubungan dengan simbol-simbol agama seperti tasbih, sajadah, kurma, literatur tentang islam sedangkan etnis Madura yang berprofesi sebagai pedagang di kawasan wisata religi Sunan Ampel khususnya penjual makanan dan Pedagang kali lima.
Keberadaan kedua etnis tersebut saling melengkapi dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kesepakatan tepat untuk saling menghargai dan menghormati. Kebebasan beragama dan berkeyakinan berdasarkan realitas sosiologis menunjukkan bahwa eksistensi beragama merupakan sebuah hak dari setiap warga negara terlepas dari apapun status sosial ekonomi dan etnisnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI