Mohon tunggu...
Yulia IndahRahmawati
Yulia IndahRahmawati Mohon Tunggu... Foto/Videografer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Gadis dan Ambisinya

27 Juni 2020   11:02 Diperbarui: 27 Juni 2020   10:55 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang anak, sudah selayaknya mereka berpangku kepada ajaran-ajaran yang sudah disosialisasikan oleh kedua orang tuanya. Baik bagaimana cara bertindak, berperilaku, dan tutur kata yang sesuai dengan lingkungan yang ditempatinya. Ini yang menjadi sebuah privilege atau keuntungan tersendiri untuk gadis berusia empat belas tahun yang kini duduk di bangku SMP. Baginya, harta yang paling berharga adalah ajaran-ajaran orang tuanya yang menjadikan gadis tersebut sebagai pribadi yang disukai hampir seluruh orang yang mengenalnya.

Gadis itu memperoleh banyak keuntungan dalam hidupnya. Selain pendidikan orang tuanya yang memang sesuai dengan norma yang berlaku, kekayaan orang tuanya juga menjadi kenyamanan bagi gadis tersebut untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya setelah memperoleh pendidikan di sekolah ternama. Bapaknya seorang pebisnis yang sudah sukses sejak muda dan ibunya yang menjadi ibu rumah tangga yang taat kepada suaminya menjadikan kasih sayang yang diperoleh oleh gadis tersebut didapatkan seutuhnya. Gadis tersebut bahagia tentunya, Ia merasa hidupnya sempurna.

Walau begitu, pendidikan yang terarah dari kedua orang tuanya membuat gadis tersebut tetap menjadi gadis baik yang down to earth dan disukai oleh hampir seluruh orang di lingkungannya. Tidak hanya keluarga besarnya, namun guru dan teman-teman yang ada di sekitar gadis tersebut. Bahagia bukan main, bukan? Mungkin, gadis mungil itu belum mengetahui apa-apa tentang kehidupan yang tidak selamanya berpusat pada kebahagiaannya. Tidak ingin tahu juga, mungkin -- itu yang menjadi doa nya setiap hari. Semoga lingkungannya berpusat hanya kepadanya. 

Gadis ini memiliki ambisi untuk memecahkan misteri seperti Trio Detektif atau Lima Sekawan yang dibacanya hampir setiap hari. Di waktu luangnya, Ia selalu membeli dan membaca tuntas novel-novel cilik itu dalam waktu kurang dari satu hari. Inilah hidup sang gadis yang beruntung. Ambisinya sendiri dimanjakkan oleh buku-buku yang mungkin sudah jarang berada di pasaran. Berkat pengaruh yang besar dari buku-buku itu, membuat hidupnya bak misteri panjang yang tidak akan ada habisnya.

Hal sepele pun menjadi misteri untuknya. Seperti ibu Karina, guru matematikanya yang tiba-tiba tidak masuk -- padahal kemarin masih berkata, "Besok kumpulin tugas ya, besok di bahas." Di pelajaran pada jam 10.15, tiba-tiba datang guru matematika kelas tiga yang menggantikan ibu Karina. Gadis itu keheranan dan bertaya kepada guru matematika kelas tiga, dan hanya dijawab dengan "ibu Karina sudah tidak mengajar." Yang pada akhirnya disambut dengan kesedihan teman-teman gadis tersebut, karena ibu Karina adalah guru matematika terbaik yang didapatkan oleh mereka.

"Pasti ada apa-apa," kata gadis tersebut kepada teman-temannya saat istirahat makan siang,

"Ibu Karina kemarin semangat sekali untuk membahas soal. Gak mungkin kemarin dia tahu itu akan menjadi hari terakhirnya," Gadis tersebut melanjutkan, yang disambut dengan anggukan teman-teman sekalasnya yang memang mengetahui ambisi gadis tersebut dalam memecahkan kasus misteri. Walau begitu, gadis itu tetap memutar otak dan memikirkan beberapa scenario kenapa ibu Karina tiba-tiba sudah tidak mengajar matematika. Tidak mungkin kemauan ibu Karina, namun tidak mungkin pula keinginan sekolah -- melihat performa ibu karina dalam mengajar justru lebih dari guru-guru yang lain.

"Yasmin, kenapa gak lo buka Instagram ibu Karina? Siapa tau dapet info," kata salah satu teman gadis tersebut yang memang juga menyukai ibu Karina -- namun berbeda dengan gadis tersebut, Ia menyukai ibu Karina karena paras nya yang lebih dari guru-guru lain yang berada di sekolahnya. Ibu Karina ini memang masih menginjak usia 32 tahun, berbeda dengan guru-guru lain yang sudah berada di kepala empat. Pandji, namanya.

Yasmin pun langsung membuka akun Instagram ibu Karina. Public dan memilik 546 pengikut. Ibu Karina adalah ibu-ibu sosialita yang memiliki anak berumur lima tahun. Kebiasaannya setelah mengajar, mungkin mengurus anak-anaknya atau bepergian. Namun, posting-an tujuh post terakhir merupakan barang-barang mahal yang sengaja dipamerkan oleh ibu Karina. Yasmin pun langsung melihat komentar-komentar dari post-post terakhir ibu Karina,

"happy banget ya, Kar..." akun @rosa876aba berkomentar, yang dibalas oleh ibu Karina, "iya, bentar lagi pasti lebih hepi... Hihi," 

            "AH! Ibu Karina punya pacar!" Seru Pandji setelah melihat komentar dan post ibu Karina dengan barang-barang branded tersebut. Disambut dengan tatapan heran gadis tersebut dan dua orang teman lainnya, "Nih ya -- lo liat postingan ibu Karina sebelumnya, anaknya aja kan? Fix, dia single mother. Kayaknya sih cerai, karena di feeds nya gak ada gambar suaminya. Kalau meninggal, pasti ada. Terus, lo liat post-post terakhir, itu barang-barang mahal kan? Itu dibeliin sama pacarnya, fix banget karena ibu Karina tuh sederhana banget orangnya. Gak mungkin dia beli ini semua dan dipamerin." Kata Pandji menjelaskan,

            "Terus, kalau ibu Karina punya pacar, apa hubungannya sama dia gak ngajar lagi?" Tanya temanya satu lagi, Yuli. Gadis tersebut pun langsung menganggap opini Pandji benar, namun tidak Ia butuhkan. Ia pun melihat ibu Karina mem-posting Instagram Story yang kemudian dibuka olehnya. Terdapat lima story. Pertama, kutipan mengenai pria yang bijaksana (23 jam yang lalu). Kedua, ibu Karina yang berada di Pondok Indah Mall dengan filter jam 16:40 (20 jam yang lalu). Ketiga hingga kelima, merupakan celotehan ibu Karina yang dituliskan olehnya. Celotehan tersebut berisikan kekecewaan ibu Karina dengan keadaan dan lagu Reza Artamevia -- Berharap Tak Berpisah yang disenandungkan melalui filter Instagram, lalu di story terakhir, Ia berkata "Kadang dengan sebuah peristiwa, akan timbul kesadaran bahwa ini semua salah." 

            "Patah hati," Gadis tersebut memberikan kesimpulan. Gadis tersebut kemudia menjelaskan kepada teman-temannya bahwa ibu Karina sedang patah hati. Entah karena dikeluarkan dari sekolah atau mungkin diputuskan oleh pacarnya. Yang jelas, ibu Karina tidak ingin berhenti mengajar di sekolah tersebut. Opini yang dilanturkan oleh gadis tersebut disambut hangat oleh semua teman-temannya. Mereka pun mencari bukti-bukti lain mengenai mengapa ibu Karina dikeluarkan -- namun hasilnya nihil. 

            "Eh, Yas... Liat mutual nya ibu Karina deh. Siapa tau lo b---" Kring. Bell pun berbunyi. Gadis tersebut dan teman-temannya langsung beranjak ke kelas, karena Pak Joni tidak menerima keterlambatan diatas lima menit. Mereka pun langsung melupakan obrolan yang mereka bicarakan di kantin sekolah. Mengingat bahwa setelah ini mereka harus pulang dan mengerjakan tugas makalah individu yang belum mereka sentuh sama sekali.

**

            Selama perjalanan menuju rumah, gadis tersebut mengawang-awang dalam pemikirannya. Apa hubungannya hubungan ibu Karina dengan pemecatannya dari sekolah gadis tersebut. Tiba-tiba saja, gadis tersebut kepikiran kata-kata Pandji untuk cek mutual Instagram yang ada di Instagram ibu Karina. Setelah akhirnya memeriksa -- gadis tersebut sempat keheranan melihat salah satu mutual yang ada di Instagram ibu Karina. Lalu, pada akhirnya -- Ia pun melihat post dan story salah satu mutual yang --

Sepertinya...

Oh tidak.

            Gadis tersebut pun langsung memasuki rumah. Ia ingat betul kemarin ibunya berpamitan untuk pergi dengan ayah jam delapan malam dan baru balik jam dua pagi dengan satu orang perempuan yang tidak sempat Ia sapa karena sedang pura-pura tertidur agar tidak dimarahi. Ia mendengar pembicaraan secara tidak jelas yang menyebutkan kata-kata yang Ia sendiri tidak mengerti maknanya. Ia -- yang tadi pagi bingung kenapa ibu dan ayahnya berlagak aneh hari ini dan meminta gadis tersebut langsung pulang setelah aktivitas sekolah berakhir.

            Ia pun langsung berlari menuju ruang tamu. Di ruang tamu terdapat ibu dan ayahnya yang duduk dengan jarak yang tidak wajar untuk seorang suami-istri. Di tengah mereka, terdapat surat yang gadis tersebut sudah tau isinya tanpa perlu melihatnya. Gadis tersebut murka, amarah nya melonjak tinggi. Tidak pernah Ia diajarkan untuk marah kepada orang yang lebih tua darinya, apalagi orang tuanya sendiri. Ini pengecualian, ujar gadis tersebut dalam hati, hingga pada akhirnya -- sebelum Ibu dan Ayahnya membuka pembicaraan, gadis tersebut berkata.

"Ayah selingkuh. Ibu bisa dapat yang lebih baik lagi. Ayah selingkuh sama guru aku,"

Yang disambut dengan tatapan terkejut kedua orang tuanya

"Ayah jahat. Ayah gak bisa ada buat keluarga karena selalu bareng ibu Karina. Ayah jahat. Ibu berhak dapat yang lebih baik dari Ayah,"

Gadis tersebut pun langsung naik keatas menuju kamarnya dan membanting pintu.

Ayah dan Ibu dari gadis itu pun terdiam selama lima detik untuk pada akhirnya menghampiri gadis tersebut. Mereka bingung harus merasa sedih atau lega -- karena tidak perlu menceritakan bagian itu kepada gadis tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun