Suatu ketika saya membeli petai (pete) untuk ditabung, eh..ternyata tidak hanya uang saja ya, yang bisa ditabung. Bahan sayuran pun bisa dijadikan tabungan. Hehe...
Ya, begitulah. Terkadang penjual sayur keliling hari ini membawa bahan A, besuknya sayuran yang di masuk tidak tersedia di lapaknya.
Makanya, ketika saya pas kepingin mengolah menu sesuai keinginan, dan bahan tersedia di lapak sayur, saya langsung membelinya.Â
Akan tetapi yang jadi masalah terkadang kelengkapannya kurang, jadinya bingung hendak dimasak apa?Â
Seperti halnya ketika membeli petai, sebenarnya saya sudah menyiapkan hidangan untuk santap siang. Pada akhirnya pete pun masuk kulkas.Â
Pada umumnya petai dijadikan lalapan, baik yang masih mentah maupun digoreng, pula dijadikan campuran sayur lodeh, tumisan, hingga sambal (Lidah Jawa kami menyebut sambel).
Bicara soal sambal, tetiba ingin membuat sambel pete. Tapi sepertinya resep ini sering tersaji di meja makan kami. Nah, saya ingin menu sedikit berbeda agar terlihat istimewa.
Lantas muncul ide membuat sambal petai udang panggang. Membayangkan saja sepertinya bakal maknyus, soalnya saya belum pernah mengolahnya. Seketika itu juga saya langsung memesan udang.
Alhamdulillah, dapat seperempat kilo. Sayangnya, udang made in tukang sayur mempunyai ukuran menengah ke bawah, alias kecil. Hehe...
Ya, kalau saya sih, maklum.Â
Pedagang itu kan tengkulak, mungkin para bakul di pasar tidak berani menyetok udang lobster yang gede, takut tidak laku.