Mengingat pada tahun 2021 saya merupakan anak bawang di Kompasiana, (bahkan hingga saat ini), belum berkesempatan menjadi bagian penulis, "buku 150 Kompasianer menulis Tjiptadinata Effendi," maka saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Sepekan telah berlalu, saya mulai mengumpulkan energi pula imajinasi menyulam diksi. Hasrat kian menderu sewaktu Bunda Roselina mengirim pesan lewat media Whatsapp.
Adapun isi pesan hampir sama yang Ayah Tjipta utarakan. Menunggu hasil gubahan. Laksana gulungan ombak menderu menyapu langit biru, rasa tak sabar jemari menuangkan segenap rasa turut berbahagia.Â
Harapan saya tulisan sederhana akan menjadi kado indah bagi Ayah dan Bunda.
Jarak jauh bukan penghalang tuk menjalin sebuah ikatan Â
Tak kenal maka tak sayang, merupakan istilah yang kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari. Begitu juga dengan ungkapan jauh di mata, tetapi dekat di hati.
Kalimat di atas merupakan peribahasa yang sangat populer mewakili rasa seseorang kepada orang lain. Tidak terkecuali curahan rasa sayang, peduli, pula menghormati orang yang selayaknya dihormati.
Perasaan sayang akan tumbuh jika kita mengenal satu sama lain, berlanjut interaksi melalui dunia nyata maupun media online.
Begitu pula perjumpaan saya bersama Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata Effendi melalui media Kompasiana di tahun 2020 lalu.
Kala itu pada unggahan artikel ke-13, Bunda Roselina dan Pak Tjiptadinata berkunjung mengapresiasi tulisan. Mengingat tulisan, saya sedikit tersipu. Tapi dari situlah kami bertemu.
Meskipun keberadaan kami berjarak ribuan mil, tetapi hati kami begitu dekat. Jarak jauh bukan penghalang bagi kami untuk menjalin ikatan layaknya sebuah keluarga. Saya bersyukur atas nikmat silaturahim ini.