Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Akhirnya Pencuri Pisang Berkurang

29 Agustus 2024   12:11 Diperbarui: 29 Agustus 2024   12:16 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Ahad pagi (25 April 2024) merupakan akhir pekan yang sangat cerah meski cuaca akhir-akhir ini layaknya musim dingin.

Seperti hari-hari biasanya, kami bangun pagi lebih dini atau jelang waktu subuh untuk menunaikan ibadah pagi.

Sehubungan saya berhalangan, suami berangkat sendirian. Ritual berlanjut mengikuti kajian Ahad pagi. Jadi  waktu luang saya gunakan untuk bersih-bersih di rumah hingga jelang suami pulang.

Biasanya usai menikmati siraman rohani, kami menikmati sarapan berupa soto ayam kampung di tempat langganan keluarga. Tetapi acara santap pagi sedikit tertunda lantaran ada peristiwa yang mengejutkan.


Tetiba suami pulang sedikit tergesa, sepintas beliau mengajak bicara hal serius, tetapi pendengaran saya tidak mendengar dengan jelas.

Kalimat yang saya dengar hanya mengajak ke depan rumah, ada kejadian seru dan masih hangat-hangatnya. Ya, begitu saja


'Jan-jane ono opo tho iki?'

Saya benar-benar penasaran, lalu bebenah diri menyusul suami. Tentunya handphone tidak ketinggalan. Ya, layaknya jurnalis hendak meliput, hehe.

Sesampainya di halaman rumah, saya tidak melihat suami maupun yang lainnya. Depan rumah tampak tenang. Lantas saya melongok di pembatas pagar.

Ternyata di depan warung soto sebelah rame, suami bersama beberapa warga sedang berbincang-bincang. Sangat serius.

Saya mencoba mendekat dan mendengarkan apa yang diperbincangkan. Ternyata bapak-bapak sedang memperbincangkan pencuri pisang yang diangkut mobil polisi. 

'Akhirnya, pencuri pisang yang meresahkan pun berkurang'.


Ya, akhir-akhir ini memang kerap terjadi pencurian pisang di sekitar tempat tinggal kami. Dulu, salah satu warga pernah memergoki aksi pencurian pisang di pagi buta. Dan itu dilakukan oleh seorang wanita.

Ada lagi kejadian pisang dicuri, tetapi pemiliknya tidak mengetahui waktu kejadian sekalipun pisang di depan mata. Apalagi yang di area perkebunan atau sawah, tahu-tahu pisangnya ambalas digondol orang.

Dari hasil perbincangan yang saya dengar, pencuri menebang tiga tandan pisang. Kemudian pisang disisir, lalu dimasukkan ke dalam karung plastik berwarna putih(bagor).

Menurut Candra pemuda yang berjaga di Bengkel Pengecetan Kiat Mitor, sekira pukul 05:30 WIB ia melihat seorang lelaki lelaki sedang memanggul karung.

Merasa curiga dengan isi karung, pria tersebut menghampiri pejalan kaki asing lalu menanyai menggunakan dialek Jawa.

Pejalan kaki tersebut mengaku habis membeli pisang di tempat petani berinisial (T). Tetapi saat ditanya lebih lanjut, prua setengah tua tersebut kebingungan dan membuang karung pisang, lalu mengambil langkah seribu.

Dalam benak Candra, pria tersebut seorang pencuri. Lantas ia mengejar lelaki yang melarikan diri ke arah kota. 

Sepandai pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Seperti halnya untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, begitulah kata pepatah. Betapa hebat dan pandainya seseorang, dia juga mempunyai kelemahan.

Rupanya pagi itu merupakan hari naas bagi pelaku. Di depan perumahan Rumah Sakit Islam Klaten, pencuri berhasil ditangkap. Beruntung dia tidak dihakimi masa. Tetapi tetap diserahkan kepada pihak berwajib.

Kepada polisi, pencuri mengaku sekira waktu subuh ia mencuri tiga tandan pisang. Lantas polisi mengorek keterangan lebih lanjut, dan membawanya ke tempat kejadian.

Sementara saya sempat berbincang dengan pemilik pisang, buah tersebut hendak dipanen jelang hajatan  kerabat. Sayangnya belum terlaksana buah sudah dicuri orang.

"Sebenarnya saya sudah memaafkan  pencurinya, Mbak. Tetapi polisi bilang proses hukum tetap berjalan."


Kesimpulan saya, sebagai manusiawi pemilik pisang lilo legowo ( ikhlas)pisangnya diambil orang, bahkan telah memaafkan pelaku. Akan tetapi proses hukum tetap berlaku.


Harapannya untuk memberi efek jera bagi orang yang berprofesi serupa. Dengan demikian, dunia akan terasa indah bersama orang-orang yang baik.

#PencuriPisangTertangkap
#ArtikelYuliyanti
# Klaten,29Agustus2024
#Tulisanke-597
#MenulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun