"Mi, yu kita cari soto ke warung Mas Sardi."
"Ayuk. Pas banget. Habis lebaran gini, memang paling nikmat menyantap yang seger-seger. Em...sekalian kita "badan" ke sana."
"Badan" sebutan orang Jawa yang bersilaturahmi meminta maaf dan memaafkan di Hari Raya Idul Fitri.
Hari lebaran kami jadikan momen bermaaf-maafkan bukan hanya kepada keluarga, kerabat dan tetangga. Tetapi juga kami lakukan kepada relasi maupun penjual soto langganan keluarga.Â
Setiap Ahad pagi, saya dan suami menikmati kuliner berkuah milik pengrajin Handycraf yang bertempat di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, tidak jauh dari rumah.
Pagi itu warung soto sangat ramai, sederet mobil mewah berpelat nomor dalam, hingga luar kota memanjang di depan warung menunggu sang tuan menikmati hidangan.
Sekira 15 meja lebih dipenuhi pengunjung baru, rerata mereka pemudik. Kami langsung memesan menu begitu melihat meja kosong. Tak lama berselang, datang rombongan dari luar kota.
Saya sempat berbincang sesaat, ternyata rombongan berasal dari Kabupaten Boyolali hendak menuju Kota Gede Jogjakarta.
Mereka sengaja membiarkan perut kosong lantaran ingin menyantap semangkuk soto panas. Beruntungnya, jalanan pagi tidak macet sehingga nyaman bisa mampir sarapan.
**