Topik hari ini membuat sedikit bingung lantaran tidak pernah menjadi anak kos. Yah, gimana mau ngekos, sekolah saja enggak. Piye, jal?
Ee, tunggu dulu. Sependek ingatan saya, penulis pernah nge-kos atau sewa rumah dua kali.
Ya, tema di atas mengingatkan saya pada suatu ketika penulis hidup di perantauan. Pada masa itu saya bekerja di sebuah Pabrik garment dan di toko material.
Admin, mohon dimaklumi ya, ulasan saya nanti berupa kenangan semasa nge-kost. Seperti yang pernah saya tulis di unggahan sebelumnya, bahwa penulis pernah hidup merantau di era 90-an.
**
Ketika seseorang memutuskan untuk bekerja, itu artinya belajar hidup mandiri. Sebagai karyawati baru harus pandai mengatur keuangan agar kantong tidak kosong sebelum gajian.Â
Beruntung perusahaan memberi jatah makan siang hingga santap malam jika harus lembur. Meski demikian, ada kalanya saat libur bersamaan harus jajan.Â
Mengingat harus berhemat, akhirnya kami patungan untuk memasak sendiri. Berbekal peralatan yang dibawa dari rumah.Â
Adapun bahan yang sering diolah sebagian bersumber dari pekarangan tuan rumah(pemilik kost).
Dahulu kala, halaman depan rumah dan sekitar kos-kosan ditanami pohon melinjo. Dan kami memanfaatkan daun melinjo muda untuk  dimasak menjadi sayur bening.