Dan setiap tabuhan, keluar nada indah dari kentongan diiringi lantunan sahur...sahur..., sahur...sahur ... sungguh merdu nan indah didengar.
Lantas, tantangan admin tentang Mistery Callenge ke 2 ini, gimana dong, nyerah?Â
Alhamdulillah tidak. Kebetulan di tempat tinggal saya ada tradisi bukber di Musala. Dan Tradisi tersebut yang akan saya jadikan pendamping artikel.
Keraguan pun terkikis melalui diskusi di grup pagi itu. Mbak Sri Rohmatiah Djalil, Kompasianer asal Kota Madiun menyarakan ide serupa. Dan, keraguan di hati pun hilang.
Lantas keinginan untuk mengabadikan lewat video saya sampaikan kepada suami, beliau tidak mempermasalahkan.Â
Dan, akhirnya kami berdua berangkat dengan mengendarai motor menuju Musala yang tidak jauh dari rumah. Sementara Nak Nang lebih memilih berbuka puasa di rumah.Â
**
Terlihat sebagian warga bapak-bapak duduk di teras Musala sisi barat. Sedangkan sisi timur diisi terlihat Mbak (N) dan kerabat warga setempat yang menjadi guru ngaji anak-anak setiap sore jelang magrib.Â
Menu buka puasa tersusun di meja. Sebelum acara bukber di mulai, terlebih dahulu sesepuh yang juga Imam Musala memimpin zikir, tahil dan doa ditutup dengan bacaan Al-fatihah.
Suami selaku salah satu takmir dibantu anak remaja setempat laden( menyampaikan) hidangan nasi kotak, buah semangka dan minuman teh hangat secara bergantian ke setiap warga.