Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi: Teringat Masa Kecilmu

12 Januari 2024   21:24 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:58 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Usai subuh hari ini, 12 Januari 2024, Nak Nangku sudah bangun terlebih dulu sebelum ibu bangunkan. Meskipun masih duduk di atas tempat tidur. Hari istimewa terlihat berbeda dari biasanya.

Hari biasanya ibu harus berjuang membangunkanmu. Hati ibu begitu bahagia, kulantunkan lirik lagu Selamat Ulang Tahun sambil mendaratkan dua ciuman di pipimu.

Bertepatan dengan hari ulang tahunmu, ibu sematkan doa untukmu. Semoga kau menjadi anak yang sholeh, senantiasa selalu sehat, diberi umur panjang, umur yang berkah lagi bermanfaat di dunia maupun di akhirat.

Baca juga: Puisi || November

Anakku tersayang! Harapan dan doa ibu berbaktilah pada orangtua, agama dan negara. Semoga hari-harimu dipenuhi kebahagiaan, ketentraman, dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat, Nak!

Teringat masa kecilmu sewaktu ibu menimangmu. Dalam gendongan engkau merengek minta susu. Kata orang wajahmu mirip Boboho, aktor china itu. Begitu lucu.

Kenangan masa kecil yang tak pernah terlupakan. Saat kamu berusia delapan bulan. Ibu kebingungan mencarimu. Kiranya kau merangkak ke rumah tetangga sebelah di tempat Bude dan Pakde.

Ah, mungkin kau tak ingat. Saat itu kau bersimpuh di depan radio tape berlogo hit. Jemarimu yang mungil menari di atas tombol unik. Tersenyum menikmati lagu yang menarik.

Tubuhmu bertumpu pada dua kakimu Gayamu bersimpuh sungguh lucu Tatapan bulat bola mata tertuju pada benda terpajang di meja. Dan tuan rumah hanya tertawa.

Dan satu lagi, kau penakluk 27 tangga Menuju lantai dua milik tetangga Pemilik elektronik serupa. Kau benar-benar hebat, Nak. Bapak dan ibu bangga.

Ah, masa-masa kecilmu sungguh lucu. Ibu tersenyum berbalut rindu Ketika mengingatnya. Kiranya kau lupa, atau mungkin tidak mengingatnya.

Nyatanya, kini engkau telah beranjak dewasa.
Namun kisah ceria masa kecilmu, menumbuhkan warna-warni dalam hidupku, terpatri dalam sanubari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun