"Owalah Le..., jarum jahitnya malah patah."
Anak saya buru-buru memasang wajah masam. Sebab, esok hari baju masih dipakai.
"Wis, nanti dibawa ke tukang jahit wae. Jahitan lebih rapi dan kuat." Sambung suami.Â
Malam itu beliau langsung ke rumah Mbak (R) penjahit yang tempat tinggalnya berjarak beberapa meter dari kediaman kami.
Beruntung tuan rumah berada di tempat, pula berkenan menjahitkan. Keesokkan harinya, celana beliau antarkan.
Beberapa hari kemudian, saat mengunjungi ibu, saya menceritakan tentang jarum yang patah. Kemudian beliau memberi 3 Â buah jarum jahit.
Ibu sering menjahit bajunya yang sobek ringan, maka tak heran jika persediaan jarumnya banyak. Sayangnya, jarum tersebut berkarat, beliau selalu mengerok karat menggunakan pisau kecil.Â
Saya pun matur pada beliau, jika pernah membersihkan karat menggunakan bahan pelengkap masakan, yaitu asam cuka pelengkap acar. Caranya pun mudah, barang yang berkarat cukup direndam hingga karatnya luruh.Â
Dulu, saya saat mempraktikkan usai beraktivitas(sore hari) maksud hati ingin membiarkan beberapa jam kemudian, justeru kelupa-an hingga malam berganti.Â
Wadah yang saya jadikan tempat merendam sudah dipenuhi buih karat cokelat kehitaman. Lantas bersegera mencuci menggunakan sabun pencuci piring, dan mengelap dengan kain kering.