Ya, tanaman tersebut memang tergolong langka. Meskipun banyak pekarangan yang terkena sinar matahari langsung, namun tidak semua ditumbuhi tumbuhan ini.
Alhamdulillah, hampir setiap musim tumbuh di kebun meskipun sebenarnya kami tak pernah menanam. Tumbuhan tersebut ujug-ujug tumbuh menjalar di pekarangan belakang.Â
Bahkan suatu masa, tumbuhan merambat ke dinding bata merah hingga atap genting yang terbuat dari lempengan besi baja.Â
Dan suatu ketika pula, seorang teman yang bekerja di sebuah kedutaan asing mengunggah tanaman serupa di pembaruan status media whatsapp.
Tumbuhan yang sangat familiar beliau namai Buah Rambusa. Dari sanalah, saya mengerti nama lain dari buah plethokkan.
***
Apa itu plethokan?
Menurut Wikipedia- Rambusa atau markisa mini memiliki nama (Passiflora foetida)Â merupakan nama lain dari buah plethokan. Tentunya memiliki nama yang berbeda tergantung daerahnya. Seperti halnya di Kalimantan Barat, si kecil mungil lebih terkenal dengan nama selasih.
Bagi masyarakat Jawa, khususnya disekitar penulis menamai buah berjaring dengan nama plethokkan, lantaran memiliki cara sedikit unik ketika memakannya.
Cara menikmatinya cukup mudah, tapi sedikit unik. Â Cara cukup menempatkan buah di antara ibu jari dengan jari telunjuk. Kemudian menekan perlahan hingga timbul bunyi "plethok" dengan ditandai menyembulnya isi buah seperti sematan pada gambar.