"Mi, aku nggleyeh dulu. Bangunkan jika ada tamu!"
"Siapa....?"
"Siapa tamunya?" Kembali saya melempar tanya.
"Itu..., Mas Misnan. Dia ngajak cari daun pisang untuk acara nanti malam."
Saya pun mengiyakan. Selang beberapa saat, yang ditunggu pun datang. Bahkan dua orang datang beriringan. Beliau langsung ke kebun disusul suami.
Pada umumnya, tugas mencari daun pisang dilakukan para wanita. Karena sesuatu hal, peranan tersebut diperankan oleh bapak-bapak.
Saya hanya mesam-mesem ketika salah satu teman suami memanggul setumpuk daun pisang(godong gedang).
Sementara suami dan teman satunya, mencari tambahan di kebun tetangga.
Dalam hitungan menit, daun pisang siap dibawa ke rumah Mas Heri, tempat digelarnya malam tirakatan.
Bagi masyarakat Jawa, tradisi tirakatan merupakan hal penting guna memeringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dilaksanakan pada malam hari sebelum tanggal 17 Agustus.
***
Dalam rangka merayakan Event KPB Merdeka 2023Â dan tujuhbelasan KPB kali ini, saya akan menulis liputan malam jelang perayaan Hari Kemerdekaan di tempat tinggal penulis.Â
Di mana malam itu semua warga menggelar acara tirakatan jelang memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-78.Â
Nah, bagaimana keseruannya?
Tuntaskan membaca artikel ini hingga usai ya, Pembaca. Anda bakal mendapat oleh-oleh berupa video yang saya unggah melalui akun youtube pribadi.
***
Usai sholat Isya' dengan semangat tinggi disertai doa, keluarga kecil kami hendak bergabung dengan warga setempat untuk menghadiri acara malam tujuhbelasan.
Sehubungan malam itu, Rabu 16 Agustus 2023, warga rukun tetangga hendak menggelar malam tirakatan yang digelar di rumah Mas Heri.
Setibanya di tempat, saya berbaur dengan sebagian ibu-ibu membatu kerepotan tuan rumah dalam mempersiapan segala hidangan untuk jamuan warga.
Menurut pengamatan saya melalui media grup ibu-ibu RT, daftar hadir warga tembus di angka 300 orang. Itu artinya, setiap Kartu Keluarga(KK) mendaftarkan semua anggota keluarga.Â
Mulai anak-anak, remaja, orangtua hingga lansia.
Alhamdulillah. Saya tersenyum bahagia menyaksikan atensi warga yang antusias hadir dalam kegiatan tersebut.
Saya memaklumi, aktivitas yang digelar pertama kali di jalanan belakang kios disambut warga dengan suka cita. Nama kios tersemat, lantaran warga setempat memiliki beragam usaha, mulai kecil hingga menengah atas.
Dalam momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-78, memiliki beragam agenda yang mengandung nilai kebangsaan. Di antaranya:
1.Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
2.Yel-yel 17 Agustus
3.Dzikir tahlil
4.Doa
5.Istirahat
6.Sambutan
7.Lain-lain
Susunan acara satu persatu tertuntaskan. Tiba giliran doa yang bakal dipimpin Murabbi setempat. Untaian doa ditujukan kepada segenap pahlawan yang gugur di medan perang. Juga untuk tanah air serta segenap masyarakatnya.
Sehubungan dalam nuansa kemerdekaan, sebagai simbolis nasi tumpeng sederhana dan ingkung turut andil di tengah munajat.Â
Besar harapan kami, lantunan doa diijabah Allah SWT, juga makanan yang bakal disantap mendapat keberkahan.
Usai pembacaan doa, agenda istirahat. Camilan sederhana berupa singkong goreng, keripik gethuk, kacang rebus dan buah siap dihidangkan.
Sementara Ibu RW dibantu ibu-ibu lainnya menyiapkan ubo rampe, yaitu daun pisang yang bakal digunakan untuk alas menyantap sego gurih.
Sego gurih, atau nasi gurih terbuat dari beras yang dimasak dengan santan, daun salam, batang sereh dan garam memang bercita rasa lezat berbeda dengan nasi biasa.
Nasi gurih balur sambal trancam bertabur kacang dan ikan asin, ditambah suwiran ingkung ayam siap disantap. Alhamdulillah, malam itu tersedia 10 ingkung sedekah warga.
Ingkung adalah ayam kampung utuh yang dibentuk sedemikian rupa lalu direbus dengan bumbu sederhana. Meski demikian, tak mengurangi kelezatannya. Sebagai pelengkap menu, kerupuk udang kecil turut memeriahkan suasana.
Menikmati kebersamaan dengan menyantap olahan terasa menyenangkan.
Dalam hitungan menit, jari jemari menari di atas daun pisang, semua warga menyantap dengan riang.
Membangun Sebuah Hubungan
Kesan yang saya dapatkan dalam peringatan kemerdekaan, dengan menggelar tirakat makan beralas daun pisang bukan hanya sekedar makan bersama.Â
Tetapi mempunyai makna mendalam bagi masyarakatnya. Yaitu sebagai bentuk pendekatan dalam membangun sebuah hubungan yang harmonis antar warga setempat.
Pula sebagai ungkapan rasa bersyukur atas nikmat hidup sehat yang didapat, sehingga bisa bersama memeringati hari kemerdekan RI yang ke-78Â tahun 2023, ini.
Ya, semua warga, tua muda tumpek blek( berbau jadi satu) menyantap hidangan tanpa sekat yang membedakan suku dan golongan. Semua sama, guyup rukun, damai sentosa. Â
Semua tamu menikmati sajian sembari melihat tayangan film sejarah perjuangan bangsa. Pemutaran film diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air. Pula meneladani pahlwan yang telah memerdekaan bangsa hingga titik darah penghabisan.
Menghadiri malam tirakatan dengan agenda makan beralas daun pisang menjadi pengalaman seru dan menyenangkan. Bagi saya, sayang jika jika dilewatkan tanpa mengabadikan gambar.
Dan, kamera berselancar mengambil gambar. Pada awalnya saya mengambil beberapa foto yang hendak saya jadikan dokumen.
Namun, Pak RW serta bapak-bapak lain meminta momen tersebut divideokan. Serasa mendapat angin segar, saya segera mengabadikan indahnya kebersamaan di malam tirakatan.
Sayangnya, di akhir acara saya tidak bisa merampungkan lantaran kesibukan. Saya membersamai beberapa ibu muda mencuci piring dan gelas.
"Mbak Yuli, kerudungmu kebroh." Seru Mbak Diyah.
"O, iyo." Jawab saya sembari mengikat simpul ujung kerudung.
Malam itu saya mengenakan kerudung besar berwarna pink, motif bunga kecil seperti foto profil di akun Kompasiana. Dan, ketika saya jongkok ujungnya menyapu tanah.
Meski kerudung basah kuyup, saya tetap enjoy bersama teman hingga acara usai.
Makna Malam Tirakatan Â
Menurut saya, di balik acara makan bersama di malam tirakatan terdapat pesan mendalam. Khususnya bagi warga setempat untuk tetap bersatu padu, bergotong royong membangun, desa.Â
Karena dengan begitu akan tercipta kemajuan desa, pula masyaraktnya menjaga keharmonisan berwarga negara agar tercapai rasa adem ayem gemah ripah loh jinawi.Â
Sekian, semoga bermanfaat. Berikut saya sematkan link akun youtube pribadi. Terima kasih yang sudah singgah mengapresiasi.
Merdeka!
#HariKemerdekaanRI
#EventKPBMerdeka2023
#TujuhbelasanKPB
#ArtikelYuliyanti
#Tulisanke-498
#Klaten, 21 Agustus 2023
#MenulisdiKompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI