Di penghujung bulan Mei lalu, saya mengolah bihun goreng hati ampela, kebetulan masih menyisakan bahan utamanya. Dan saya berjanji akan mengunggah dalam resep lain yang dijamin lebih segar.
Pada hari Kamis, 01 Juni saya mulai aktif menjalankan puasa sunah senin-kamis. Saat melakukan ibadah tersebut, biasanya sebagai menu berbuka puasa olahan yang berkuah hangat dan segar. Contohnya Bakmi Jawa Godok.
Kebiasan didukung persediaan nasi di penanak habis, pun malas memasak. Â Jadinya saya memanfaatkan jasa driver melalui aplikasi goofood.
Dalam memilih menu, keluarga kami mempunyai hobi yang berbeda. Suami dan anak suka mie goreng. Sedangkan saya penyuka yang berkuah.
Membayangkan hidangan semangkuk mie dengan kuah melimpah benar-benar nikmat.
Sayangnya, semenjak saya sakit GERD hingga hampir 6 bulan ini tidak pernah mengonsumsi olahan berbahan tepung gandum.Â
Tak apalah, di masa pemulihan langkah ini semakin membantu dengan mematuhi segala pantangannya.
Bagi Anda yang mengalami hal serupa, tetapi ingin menyantap olahan mie, jangan takut. Ada solusinya, kok.. Resep bihun rebus bisa menjadi penggantinya.
Hidangkan mie berkuah melimpah cocok di segala suasana. Lebih-lebih untuk berbuka puasa. Masakan tersebut tidak hanya memberi sensasi segar, tetapi juga mengenyangkan, karena bihun terbuat dari tepung beras.Â
Â
Insyaa Allah sehat, ditambah bumbu pilihan yang bisa disesuaikan dengan selera, dan tentunya aman bagi pencernaan. Misalnya bagi penderita asam lambung (Gerd) harus mengurangi rasa pedas dan asam.
Resep bihun rebus bisa menjadi hidangan yang menghangatkan suasana. Bagi pecinta olahan mie, Anda juga bisa mencoba resep yang lainnya melalui tautan dalam artikel ini.
Mengolah bihun rebus bisa menggunakan dua cara. Pertama; dimasak secara bersamaan dalam satu wajan. Kedua; secara terpisah. Dan saya memilih tips kedua.
Mabar yuk! Masak bareng, yuk!
Resep bihun rebus spesial, hidangan lezat di segala suasana
Bahan utama
- Sepiring bihun jagung, setara 1 bungkus kecil
- 1 pokcay sawi sendok, buang bagian bonggol sekitar 2 cm, sisihkan
- 1/4 buah kubis, cuci, potong kasar
- 1 btg seledri, cuci, iris kecil
- 400 ml air rebusan ayam
- 200 ml air biasa
- Air secukupnya untuk merendam dan mencuci bahan
- 2 butir telur kocok lepas. Dibumbui lada dan garam juga bisa.
- 2 sdm minyak zaitun(atau seadanya) untuk menumis dan melumuri bihun.
- Daging ayam rebus secukupnya
Bahan bumbu pelengkap
- 5 siung bawang putih goreng setengah matang
- 1 sdm ebi, rendam dengan air panas
- Sepucuk sdt lada bubuk atau sesuai selera
- 1 sdt roico rasa ayam, saya menggunakan rasa sapi
- 1 sdm kaldu jamur totole
- Sejumput garam
- Secukupnya bawang goreng
Cara Memasak:
1. Rendam bihun dengan air mendidih, diamkan selama 7 hingga 10 menit atau mie sedikit mengembang. Angkat tiriskan. Baluri dengan minyak goreng, sisihkan.
2. Potong sawi sendok, pisahkan bagian bonggol dan daunnya. Cuci bersih, tiriskan.
3. Haluskan bawang putih dan ebi secara terpisah. Seperti foto tersemat di bahan utama. Sisihkan.
4. Panaskan minyak dalam wajan, tumis bawang putih hingga harum. Susulkan ebi , tumis kembali baru kemudian dibagi dua bagian. Sisakan setengahnya di wajan.
5. Tambahkan bonggol sawi, aduk hingga setengah layu. Susulkan kubis. Tumis kembali. Beri sedikit air, tuang telur. Selang 2 menit masukkan daun sawi, tambahkan bumbu penyedap. Aduk rata hingga kuat menyusut.
6. Setelah kuah menyusut, masukkan bihun. Anda bisa menambahkan kecap bila suka, aduk rata. Lakukan pengetesan rasa. Bila sudah terasa enak, matikan kompor.
7. Didihkan air, masukkan sisa bumbu tumisan dan suwiran ayam, tuang air kaldu. Tes rasa. Jika sudah pas rasanya, matikan kompor. Saat memasak, saya menggunakan kompor dua tungku. Jadi, antara bihun dan kuah matang secara bersamaan.
Terakhir, siapkan mangkuk, tuang bihun ke dalamnya, kemudian guyur kuah panas. Sajikan dengan taburan bawang goreng dan potongan daun seledri. Hidangan siap disantap.
Pertama-tama saya mengambil sesendok kuah, lalu menyeruputnya. Hmmm rasanya sedap, segar kuahnya. Baru kemudian menyantap sesendok demi sesendok bihun, dan menikmati dari setiap gigitan.
Mie terasa kenyal, mawur(misah) tidak blodrok seperti foto tersemat. Dan yang terpenting rasanya lezat, nikmat banget. Pokok-e enak tenan. Menu di atas cocok di segala suasana, apalagi jika musim penghujan, pas banget untuk menghangatkan badan.
Oh iya, tips memasak di atas mempunyai kelebihan tersendiri. Yaitu kuah bisa dihangatkan kapan saja. Sesuai mood pingin makan. Dan kuah tidak terserap bihun jika tidak segera disantap.Â
Sekian dari saya, semoga bermanfaat. Silakan dicoba ya, Pembaca. Â Terima kasih sudah singgah, salam kuliner.
#ResepBihunRebusSpesial
#KreasiDapurYuliyanti
#Tulisanke-482
#Klaten, 12 Juni 2023
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H