Pasalnya, cerai berarti melepaskan ikatan perkawinan. Dengan putusnya hubungan pernikahan, maka gugurlah hak antara suami isteri. Tentu saja bisa memengaruhi anak-anaknya.
Hidup adalah ujian
Manusia tak luput dari ujian(cobaan) takterkecuali bagi pasangan yang telah menikah. Roda kehidupan bagai sebuah jalan, ada kalanya mulus, terjal, hingga berkubang.Â
Sebuah ujian bisa berupa kesenangan duniawi, termasuk juga kedukaan. Sebab hidup adalah ujian untuk mencapai puncak kebahagiaan.
Bagi pasangan yang tidak kuat menjalaninya, tentu akan saling menyalahkan. Jika berlarut tiada penengah yang  memberi solusi, ujung-ujungnya cerai.
Mempertahankan jauh lebih sulit daripada mengejar
Tidak semua pasangan mampu bertahan menghadapi cobaan. Sehingga dalam menjalani biduk rumah tangga terkadang pil pahit harus ditelan.
Dalam hal ini tidak ada salahnya berpikir ulang sebelum memutuskan cerai dengan pasangannya.
Namun, perjalanan hidup terkadang tidak sesuai harapan.
Agaknya pepatah masih berlaku, jika mempertahankan memang lebih sulit daripada mengejar. Sehingga berakhir dengan perceraian.
Menurut kaca mata penulis, jika perceraian sampai terjadi, selain suami ibu dan anak-lah yang paling menderita.
Dampak perceraian yang dialami orangtua dan anak:
1.Pihak Wanita yang dirugikan
Bagi pasangan yang mengalami perceraian, wanita--lah yang mengalami pukulan terberat.
Terlebih pada wanita yang memutuskan kerja setelah menikah dan memilih menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak-anaknya.