Siapa yang tidak pernah bukber? (buka bersama). Tentu nggak ada yang jawab ya. Sengaja saya ajukan pertanyaan demikian, sebab di era digital seperti ini mana ada? Mungkin hanya saya saja, hiks-hiks...
Tetapi tahun ini keluarga kecil kami bertambah satu orang, yaitu keponakan. Selama menempuh ujian sekolah, ia tinggal bersama kami karena jarak tempuh lebih dekat.
Jadi saya lebih sering bukber dengan Nak Nang dan keponakan di rumah. Karena jika bulan Ramadan tiba, suami lebih sering menghabiskan waktu di musala setempat, salah satunya untuk acara buka bersama.
Meski demikian, ada kalanya beliau meluangkan waktu untuk buka bersama dengan keluarga. Seperti beberapa hari yang lalu, saat saya tidak enak badan. Dan maunya berbuka dengan makanan yang berkuah panas. Seperti halnya soto.
Kebetulan suami juga ingin menikmati semangkuk soto ayam berteman segelas teh poci. Nah, pas banget, satu tujuan.Â
Tanpa berlama-lama, akhirnya kami berangkat berduaan. Sebab, Nak Nang ingin menyantap chiken. Sedangkan keponakan sudah kembali ke rumah orangtuanya.
Bermotor mengelilingi area ladang, dan persawahan, menambah suasana terasa nyaman. Ditambah cuaca yang begitu cerah, menambah indahnya senja.Â
Meski menunggu waktu berbuka, tetapi terasa lebih menyenangkan. Sang Bayu menyapu wajah dengan lembutnya. Rasa lelah, gembreges seakan lenyap bersama desirannya.
"Monggo Mbak," sambut pemilik warung.