"Bu, cara membuat wedang jahe yang enak itu gimana? kebetulan itu Kakung-nge( Eyang Kakungnya) minta dibuatin wedang yang bisa nganget-tin tubuh setelah seharian di sawah."
Ya, seringkali pertanyaan tersebut diajukan beberapa tetangga kepada saya. Terkadang mengenai resep masakan yang saya unggah melalui sosial media.
Saya merasa senang bila unggahan mendapat respon positif dari Pembaca maupun tetangga. Tentunya membuat saya bersemangat menulis resep dan membagikannya.
Tetapi resep wedang jahe ini belum saya unggah sama sekali. Baik di laman Kompasiana, maupun media lain semenjak membuat pada pertengahan tahun 2022 lalu.
Alasan menunda karena ingin membuat lagi dengan bahan sedikit berbeda. Ya, dalam meramu sajian, saya menggunakan dua jenis warna pemanis yang berbeda.
Membuat wedang jahe kala itu terinspirasi dari sajian di suatu perkumpulan. Kebetulan panitianya menyajikan beberapa cemilan beserta minuman tradisional berbahan rempah.
Kala menyesap minuman, lidah saya kurang menyukai rasa pedas serta aroma yang menguar tajam. Saya hanya menyeruput beberapa seruputan, pula sekadar membersamai ibu-ibu setempat.
Memang, minuman berwarna cokelat muda tersebut bercita rasa manis. Tapi entah kenapa serasa ada yang kurang menurut indera perasa saya.
Saya pun membatin, jika ramuan tersebut ditambahi beberapa bahan, tentu hasilnya tidak hanya enak. Tetapi juga memiliki aroma sedap yang memikat.
Pada kesempatan lain, saya ingin membuat sendiri. Kebetulan di dapur tersedia beberapa rimpang serta bahan pelengkapnya.