Sependek ingatan saya, Kabupaten Klaten memiliki dua musim. Yaitu penghujan dan kemarau datang silih berganti sepanjang tahun.
Memiliki daerah bersuhu panas jika kemarau tiba, bagi saya dan penduduk sekitar sudah terbiasa. Meski demikian, saya pribadi tidak kipas-kipas apalagi berselimut AC dalam keseharian.
Dulu kami membeli tanah berupa lemah loh(tanah persawahan). Seluas hampir 1000 meter, lebar 9,7 meter. Area depan jalan Kabupaten.
Meski tanah pertanian, wilayah tersebut sudah sesuai dengan Pola Tata Ruang Desa( PTRD) jadi takmasalah jika didirikan bangunan. Kami tinggal mengurus IMB dan lainnya.
***
Gambar Mlaku
Tips membuat rumah tidak panas ini menggunakan metode Gambar Mlaku.
Gambar mlaku atau gambar berjalan adalah hasil sketsa tuan rumah yang ingin memiliki griya idaman, serta cara membangun bertahap.
Sehubungan kedua bapak kami telah tiada, suami berembuk dengan tukang bangunan yang kebetulan tetangga sendiri.
Setelah keduanya menemukan kata sepakat tipe bangunan, serta ketersediaan bahan, maka berlanjut ke tahap pembangunan.
Jadi kami tidak menggunakan arsitek, maupun jasa Technical Planning Property Developer seperti Mas, Fanhky Wijaya.
***
Rumah Panas? Oh, tidak. Sebab saat membuat rumah yang sekaligus dijadikan tempat usaha, suami merancang dengan benar. Lalu apa saja yang harus diperhatikan? banyak sekali, di antaranya:
1. Urugan tanah
2. Jarak bangunan dari bahu jalan
3. Pondasi
4. Luas bangunan
5. Struktur bangunan
6. Ventilasi
1. Urug (Urugan tanah)
Sehubungan yang akan dibangun berupa sawah, kami membeli urug tanah merah dan sirtu(pasir campuran batu kecil). Pula gempuran bekas rumah tetangga yang diberikan secara gratis. Lumayanlah.Â
Saat membeli urug menghabiskan berkubik- kubik. Dana bisa untuk membuat rumah sederhana di desa. Bagi kami takmasalah, sebab sudah diniatkan.
2. Jarak aman dari bahu jalan
Ketika hendak membangun rumah, suami memikirkan jangka panjangnya. Apalagi rumah tersebut dijadikan tempat usaha.
Mula-mula mengukur jarak aman dari bahu jalan sekitar 14-20 meter. Langkah ini diambil jika kelak ada pelebaran jalan, maka masih mempunyai halaman luas.
3. Pondasi kokoh
Bila seseorang bakal membangun rumah, apalagi berlantai dua, maka harus memiliki pondasi yang kokoh, serta memiliki ketinggian minimal 1 meter dari tanah.
4. Luas bangunan
Sebelum membangun keseluruhan suami mengukur luas bangunan yang akan dibangun. Berawal panjang 15 meter sisi kanan kiri tembok setinggi 6-8 meter.
Tempat tersebut dibuat dua sekat, satu los untuk usaha, satunya di dak menggunakan papan triplek tebal 18 ml. Bagian atas tempat barang, bawahnya hunian serta dapur sementara.
Beberapa tahun kemudian, kami ada rezeki berlanjut membangun sepanjang 17 meter dengan atap dak beton. Lengkap dengan ruang tamu, kamar, dapur dua toilet dan kolam ikan.
Beberapa kerabat jauh yang menjenguk saya beberapa pekan lalu merasa nyaman serta kagum dengan rancangan suami.
Selain kerabat, komentar salah satu tamu yang duduk di ruangan tersebut mengatakan kerasan( betah) "Bu, daleme edum,"Â [ Bu, Rumahnya sejuk]. Alhamdulillah.
Selain itu, ada kolam berukuran 3 ×3 dirancang los tanpa dak beton di bagian atas. Kolam tersebut menyatu dengan dapur.
 Sehubungan kami mempunyai usaha kecil-kecilan di bidang material, dulu saat membangun ruko tidak sembarangan memilih bahan.
Bahan galian berupa batu hitam dan split. Semen menggunakan produk brand nasional.
Sebagai pagar bumi serta tiang(tulangan dan balok) kami menggunakan besi standar SNI. Tingkat kebesaran mulai 8,10,13 polos dan ulir disesuaikan media yang dibangun.
Begel kolom pun menyesuaikan. Begitupula bahan tembok dinding lantai bawah menggunakan bata merah.
Ruang tamu dinding dilapisi walpaper, dengan perpaduan yang berbeda. Sedangkan dinding dapur di cat hijau. Cat tersebut menghadirkan nuansa adem.
Sementara dak beton lantai atas, selain saya membeli bondek, tukang merangkai besi sendiri menggunakan Besi SNI pengganti wiremesh.
6. Ventilasi
Dulu kamar di lantai bawah, dilengkapi loster pula jendela sebagai ventilasi. Namun seiring berjalannya waktu, tetangga kanan dan kiri membangun rumah dengan tembok menyatu.Â
Mau tak mau, jedela dialihkan ke kamar atas.
Lantai dua memiliki panjang sama hunian di bawah. Namun tidak semua di-dak beton. Tetapi diberi celah.
Langkah ini untuk memantulkan sinar hingga ke lantai bawah, sekaligus sebagai ventilasi.
Gunung-gunungan lantai atas menggunakan cor beton. Sedangkan usuk dan reng nya berbahan kayu bengkirai. Beratap genteng pasir metal yang dilapisi Royal Board pengganti gypsum serta diberi celah.
Celah tersebut ditutup dengan dengan solartup agar sinar matahari tembus ke bawah.
Di sisi lain, tempat yang dijadikan untuk menjemur pakaian pula beratap seng pastik gelombang yang dilapisi perlindungan dari sengatan sinar ultra violet(UV) agar nyaman dan tidak panas.
Sedangkan sebelahnya kamar mandi ber-dak beton untuk tempat tangki air, dan secuil taman.
Untuk cat dinding kami menggunakan sebuah produk multi fungsi, dengan pilihan warna putih SWS. Cat putih kebiruan memberi kesan sejuk dan terang.
Nah, itulah kiat akali rumah biar tidak panas rancangan suami. Saya sendiri juga merasa nyaman dan tidak kipas-kipas jika musim panas.
Nah, buat Anda yang terlanjur rumahnya terasa panas, bisa disiasati kok. Yaitu dengan mengecat dinding atau atap menggunakan cat yang bisa meredam suhu panas hingga 7 derajat celcius.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat dan salam sehat selalu
#TipsMembuatRumah
#TopikPilihan
#RumahPanas
#FranhkyWijaya
#ArtikelYuliyanti
#Tulisanke-420
#Klaten, 28 Januari 2023
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H