Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Manfaat Warung Kelontong dari Masa ke Masa

2 Desember 2022   15:06 Diperbarui: 5 Desember 2022   07:51 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Begitulah arti kata "peribahasa," menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok susunan kata mengiaskan maksud dan ungkapan tertentu.

Sejatinya itu bukan hanya kiasan belaka. Akan tetapi merupakan pelecut bagi seseorang untuk meraih kesuksesan.

Agar meraih apa yang diinginkan, seseorang harus berani bersusah payah, orang Jawa bilang kudu wani rekoso.

Meraih sukses di usia muda menjadi impian setiap insan. Namun, terkadang banyak orang takbisa mencapainya. Banyaknya faktor memengaruhi impian kandas di tengah jalan.

Salah satunya, menggeluti bidang usaha tidak sesuai hobi bisa menjadi pemicunya.

Akan tetapi tidak jarang, seseorang dalam keterbatasannya, tapi pandai memanfaatkan peluang bisa meraih kesuksesan. Keterbatasan yang saya maksud adalah, tiadanya sarana transportasi serta modal pas-pasan

Salah satu contoh usaha yang mudah dijalani, dibutuhkan konsumen, serta sesuai hobi adalah warung kelontong.

Seperti yang pernah saya tulis dalam unggahan sebelumnya, dulu sewaktu saya hijrah memulai usaha, dibantu adik laki dan perempuan.

Singkat cerita, si Bungsu ingin mengikuti jejak kakaknya. Yaitu memulai usaha kecil-kecilan di tempat baru sepulang kerja. Kebetulan tempatnya sangat strategis. Semi perkotaan.

Saudari memanfaatkan kios berukuran 3x3, yang saya beli untuk persinggahan sementara bersama suami dan balitanya.

Foto warung kelontong: sumber gambar https://canggih.id
Foto warung kelontong: sumber gambar https://canggih.id

Alasan membuka warung kelontong

Pada tahun 2005, warung kelontong belum menjamur seperti saat ini. Adik perempuan berinisiatif membuka usaha kecil-kecilan di kios yang ia tempati.

Alasan membuka warung kelontong lantaran hobi belanja. Ia ingin hobinya menjadi peluang usaha. Saya dan keluarga pun mendukung. Dukungan lain berupa barang yang ia beli dapat harga jauh lebih murah.

Lantaran kios sempit, ia harus pandai membagi tempat. Salah satu ruangan selain dijadikan tempat istirahat, sebagian digunakan untuk menyusun dagangan yang dijalankan suaminya.

Ketika membuka warung, ia melengkapi dagangan yang kerap dibutuhkan warga sekitar, seperti mie instan, minyak goreng, gula, susu, teh, rokok, obat nyamuk, aneka sabun, serta bahan bakar bensin. 

Sekalipun dalam jumlah terbatas, baginya tidak masalah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

Memanfaatkan promo

Memanfaatkan promo dari beberapa minimarket ternama, menjadi alternatif. Baginya, promo tersebut adalah peluang emas yang harus ia manfaatkan.

Dengan begitu, ia bisa menjual kebutuhan pokok dengan harga murah. Jualannya pun laris manis, serta bisa meraup keuntungan lebih. 

Semula hanya melayani eceran, namun seiring berjalannya waktu mencakup grosiran. Pelanggan pertamanya seorang pedagang yang berjualan di pasar terdekat.

Berkat keuletan, kepandaian memanfaatkan peluang yang ada, usahanya semakin maju. Terbukti bertambahnya konsumen pengecer serta pedagang dari berbagai daerah.

Alhamdulillah, pada tahun 2013 berkat kemajuan usahanya, ia bisa membeli kendaraan roda empat keluaran tahun 85.

Kemudian kendaraan tersebut dijadikan sarana pengembangan usaha. Sebelum tergantikan dengan keluaran baru dan tempat tinggal semula ( di kampung).

Tips jitu agar bertahan di tengah terpaan covid-19

Keberadaan warung kelontong adik dua tahun terakhir, tidak tergerus oleh badai pandemi dan inflasi. Tetapi tetap bertahan serta memperluas pasaran.

Salah satu kekuatan untuk bertahan adalah, tetap mencari barang promo dan dijual ke tengkulak langsung.

Berikut tips jitu agar tetap bertahan di tengah terpaan covid-19 hingga saat ini.

1. Mencari sembako dengan harga promo.

Mencari sembako dengan harga promo tetap menjadi acuan. Selain barang di jual secara langsung ke pedagang, juga melalui jejaring sosial, pula secara ofline dan online. Dari sinilah usahanya tetap bertahan dan berkembang membidik pasaran.

2. Bertahan dengan harga normal

Disaat penjual lain menjual dagangan dengan harga murah, atau di bawah harga alias dirugikan. Sebab, pasaran lesu. Tetapi tidak dengan adik saya. Ia memilih tetap bertahan, dan menjual dagangan kepada pedagang lain yang tidak tahu menahu promo.

Meski demikian, konsumennya tetap mendapatkan barang dagangan dengan harga murah. Sehingga masih bisa dijual kembali di pasaran dengan harga terjangkau.

3. Saling support sesama pedagang

Sependek ingatan saya, pedagang warung kelontong ini mempunyai komunitas jejaring sosial, Grup WA yang solid. Mereka saling support satu sama lain.

Terkadang terkait modal menipis, sedangkan orderan banyak, mereka meminjami dana terlebih dulu. Bahkan, ada salah satu minimarket yang bisa memberikan barang dahulu. Selang sehari atau dua hari baru dibayar. 

***
Manfaat warung kelontong dari masa ke masa:

1. Memberikan pelayanan baik dan cepat.
2. Barang yang dibeli jauh lebih murah dari minimarket
3. Bisa beli eceran dan grosir
4. Sistem pembayaran bisa di tempat, tranfers dan COD (cash on delivery)
5. Sistem bayar dengan QRIS

Gambar warung kelontong saudara dilengkapi dengan QRIS, dokumen Yuliyanti.
Gambar warung kelontong saudara dilengkapi dengan QRIS, dokumen Yuliyanti.

Warung kelontong yang dikelola adik membawa manfaat bagi banyak orang, khususnya warga sekitar yang dimudahkan belanjanya.

Selain itu, manfaat lain ketika minyak goreng langka. Di pasaran mereka menjual kemasan dua liter dengan harga Rp 32.000-34.000, sedangkan di warung kelontong saudara memberikan subsidi harga Rp 28.000 dengan sarat pembelian Rp 50. 000.

Promo yang sangat menarik, banyak konsumen dan beberapa tengkulak berburu minyak. Dan yang terpenting dapat harga murah layaknya minimarket ternama.

Saya pun merasakan manfaatnya ketika minyak goreng langka. Saat mengunjungi ibu, mendapat jatah minyak goreng dengan harga mumer dari si Bungsu. Senangnya, waktu itu.

Perkembangan zaman di era digital semakin banyak memberi manfaat kepada kita, selagi kita pandai memanfaatkan peluang, sekalipun kesempatan itu kecil, maka akan membawa dampak kebaikan, bahkan kesuksesan.

#ManfaatWarungKelontong
#Tipsjitu
#ArtikelYuliyanti

#Tulisanke-400
#Klaten, 02 Desember 2022
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun