Amarah hujan..
Deraimu sedari dini hingga pagi
Tiada henti mengucur derasnya membasahi
Tumbuhan menjulang tinggi jadi saksi
Saat rinai gemericikmu mengguyur bumi
Amarah hujan...
Hadirmu mengingatkan sebuah kenangan
Tentang amarahmu yang meluruhkan
Sungai beriak, pohon bertumbangan
Lereng gunung pun berguguran
Rinai hujan menghanyutkan separuh bahana
Padanya yang menyimpan sejuta cita
Pada dia berlimpah lara
Kau luruhkan ranah-ranah takberdosa.
Puisi di atas mengingatkan sebuah kenangan pilu, tentang hujan, badai dan banjir, bahkan tanah longsor.
Semoga hujan pagi tadi  membawa manfaat dan keberkahan untuk penghuni alam.
Bismillah..Allahumma shoyyiban nafi'an.
#AmarahHujan
#PuisiYuliyanti
#Tulisanke-398
#Klaten, 30 November 2022
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H