"Mi, aku malas bawa alat tulis dobel. Kata temanku, si Fulan nakal. Sering meminjam pensil tapi nggak dikembalikan."
"Memangnya, si Fulan pernah pinjam alat tulismu, terus nggak dikembalikan, gitu?"
"Enggak juga, sih. Kata temanku aja."
"Hmmm...nggak boleh gitu, Le. Pastikan dulu kebenarannya! Jangan langsung percaya begitu saja."
"Lagi pula, bila kamu minjemin alat tulis pada teman dengan ihklas, itu artinya kamu telah berbuat baik dan mendapat pahala.
Tetapi, kalau tidak mau itu namanya pelit. Pastinya tidak akan mendapat pahala. Wis pilih mana hayo?"
"Hore...aku pilih minjamin aja, biar dapat pahala."
Jawabnya begitu ceria, tersirat rona kebahagiaan memancar dari wajahnya.Â
Senang rasanya, tanpa paksaan anak bisa menentukan keputusan. Benar-benar kebahagiaan sejati dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Dialog di atas salah satu cara saya menumbuhkan sikap bijaksana serta toleransi kepada anak. Agar anak mempunyai rasa peduli yang tinggi kepada sesama.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat.