Setahun yang lalu saya membeli beberapa bunga di tempat kakak yang berprofesi sebagai Guru. Beliau memanfaatkan waktu luang setelah daring untuk budidaya tanaman hias dan sayuran.
Seperti kita ketahui saat pandemi hampir seluruh lapisan masyarakat sedang jatuh cinta pada aneka ragam tanaman.Â
Sebagian orang beranggapan, tren berkebun di rumah sebagai pelarian atau melepas tekanan di bawah bayang-bayang pandemi.
Seperti halnya saya, tidak ingin ketinggalan boomingnya tanaman hias, maka ikutan memborong berbagai bunga yang lagi tren pada masa itu. Selain itu, kakak juga menawarkan dua bibit pohon Jeruk.
Yakni, Jeruk Purut dan Jeruk Tongheng. Saya berpikir sejenak tentang, katanya buah Tongheng yang sudah masak berwarna orange bisa dimakan bersama kulitnya.Â
Saya kembali berpikir, karena penasaran akhirnya dua pohon jeruk ikut terboyong juga.
Sebagian orang tentunya sudah tidak asing lagi dengan buah yang satu ini. Tetapi tidak ada salahnya saya berbagi cerita tentang Jeruk Tongheng.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam jenis jeruk yang beredar di masyarakat, salah satunya Jeruk Tongheng.
Mungkin nama buah tersebut masih asing di telinga, sebab belum beredar sepenuhnya di pasaran. Jeruk Tongheng biasanya dapat dijumpai ketika jelang hari raya Imlek, karena digunakan sebagai hiasan perayaan tahun baru cina.
Jeruk Tongheng yang memiliki nama ilmiah Citrus sp ini termasuk jeruk unggulan lho! Selebihnya Anda bisa singgah sejenak di sini.
Kepopuleran buah jeruk ini selain mempunyai cita rasa lezat harganya pun terjangkau, sehingga tidak akan menguras isi dompet. Jadi lebih irit iya, kan?
Selain berbuah manis kandungan gizi seperti vitamin C, magnesium, fosfor, dan kalsium tidak diragukan lagi. Makanya, saat mengonsumsi buah tersebut sama halnya memenuhi segudang manfaat yang dibutuhkan oleh tubuh.Â
Namun saya tidak akan membahas manfaatnya di sini. Saya ingin berbagi tips supaya tanaman buah yang kita tanam cepat berbuah. Pasti penasaran, kan?
***
Budidaya tanaman bisa dibilang gampang-gampang susah. Beberapa bulan ditempat saya, pohon tersebut sempat berbunga dan berbuah. Sayangnya baru berbuah satu.
Saya ini bukan petani ulung yang benar-benar paham cara berkebun. Selain melakukan penyiraman secara rutin, selama itu belum pernah memberikan pupuk kimia pada tanaman.
Apalagi semenjak membeli tanaman, kesibukan saya dan suami bertambah yakni saat membangun rumah.
Nah, jadi dari situlah muncul ide untuk menyiram serta memberi nutrisi alami pada tanaman secara bersamaan. Seperti halnya yang saya lakukan pada tanaman hias. Jadi lebih hemat, kan?Â
Baca juga artikel terkait
"Cara Saya Memanfaatkan Limbah Dapur  dari Air Cucian Beras (03)"Â
 ***
Bunda, jangan buang air cucian beras ya!Â
Sebab, air cucian beras atau yang disebut(air leri) memiliki beragam manfaat. Salah satunya untuk menyuburkan tanaman serta membantu tanaman cepat berbuah.
Air cucian beras mengandung banyak vitamin dan mineral serta zat antioksidan, serta mengandung larutan tepung yang dapat membantu tumbuhnya bakteri tanah, sehingga membantu kesuburan dan kesehatan tanah.
Salah satu bakteri yang bermanfaat adalah, bakteri asam laktat yang bisa meningkatkan kesehatan tanah. Nah, setelah mengetahui salah satu manfaat leri Anda akan membuang air cucisn beras begitu saja?
Cara Mudah Menggunakan Air Cucian Beras Untuk Pupuk.
Cara menggunakan air leri ini sangat mudah, cukup dengan menyemprotkan atau disiramkan ke media.Â
Air cucian beras bisa baru, bisa juga diendapkan selama 24 jam atau lebih. Tetapi supaya aroma tidak menyengat bisa disimpan dilemari es sebelum digunakan.
Berikut saya sematkan video dari kanal youtube saya tentang tutorial pemupukan tanaman menggunakan air cucian beras.Â
Berawal hanya berbuah satu, setelah saya menyirami dua hari sekali secara rutin, alhamdulillah hasilnya menakjubkan.
Bunga tumbuh begitu banyak hingga berbuah. Sayangnya, tanaman tersebut belum aman dari serangan tikus, pusing dah.
***
#Artikelyulianti
#Tulisan ke-316
#Klaten, 17 Mei 2022
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H