Di tanah air, jelang lebaran identik dengan berbagai Tradisi, salah satunya pernah saya tulis di sini yang bertema;Â Tradisi Asal-Usul Beli Baju Lebaran.
Selain itu, ada lagi tradisi yang melekat erat di sebagian lapisan masyarakat yakni Berbagi Hampers Lebaran.
Hampers Lebaran, apakah itu?
Mengutip Kompas.com- Tradisi hampers berasal dari Inggris. William the Conqueror, yang memerintah pada abab ke-11, tepat setelah pertempuran Hastings mengenalkan hampers ke Inggris.Â
Adapun asal kata hampers ialah dari bahasa Perancis 'hanapier' yakni keranjang untuk piala.
Sekitar 1000 tahun, keranjang anyaman digunakan untuk tempat membawa makanan. Sulaman tersebut dipilih karena ringan dan konvesional.Â
Namun seiring berjalannya waktu, hamper mulai dikaitkan sebagai pemberian hadiah atau bingkisan parsel pada hari raya. Selengkapnya bisa singgah sebentar di sini.
***
Semenjak itu, hampers menjadi barang mewah sebagai bingkisan di hari raya. Apalagi bila berisi perabot rumah tangga(barang pecah belah).
Ya, hampers bisa berisi perabot rumah tangga seperti halnya piring dan cangkir. Tetapi di tanah air lebih dikenal dengan sebutan parsel. Kebanyakan berisi aneka kue kering, makanan serta minuman.
Jelang Hari Raya atau Lebaran, parsel dan hampers jadi pusat perbincangan di media sosial. Bingkisan tersebut umumnya diberikan pada keluarga atau orang terdekat dalam momen spesial.
Lalu, apa bedanya Hampers dan Parcel?
Berikut perbedaan hampers dan parsel.
Mengutif dari KOMPAS. TV- Parsel dan hampers meski terdengar mirip, nyatanya dua istilah yang berbeda.
Parsel adalah kata serapan dari bahasa inggris 'parcel' merujuk pada sesuatu barang atau makanan kaleng yang dikemas dengan cantik nan rapi, menggunakan kertas atau keranjang rotan.Â
Kemudian dikirimkan kepada orang-orang tertentu di hari raya. Sedangkan pengiriman barang tersebut tanpa melakukan perlakuan khusus.Â
Hampers yang memiliki arti keranjang anyaman berisi makanan atau apapun isinya, lalu dibentuk sedemikian rupa hingga nampak cantik. Sementara pengiriman harus terpisah supaya tidak rusak dan berbenturan dengan barang lain.
Hampers punya kesan personal terkait pengirimannya pada hari raya khusus. Sedangkan parsel bisa setiap saat dikirim, meski demikian kebanyakan sebelum lebaran tiba.
Di sekitar saya, tradisi Hampers Lebaran sudah jarang ditemui. Bahkan sudah tergantikan dengan parsel, terbuat dari keranjang rotan.
Kemudian isinya disusun sedemikian rupa hingga terlihat cantik dan apik. Dalam hal ini dibutuhkan seni dan kreativitas, ketelatenan untuk mengemas seperti gambar di atas.
Dari sisi keindahnya tak kalah dengan keranjang anyaman hampers yang berisi barang pecah belah, ataupun makanan.
Di Indonesia, Hampers dan parsel dari tahun ke tahun mengalami pergeseran. Semula wadah bingkisan berupa keranjang rotan, tetapi kini tergantikan dengan hadirnya kertas( kardus)
Seperti halnya saya sendiri, dulu sering membuat pesanan parsel dari keranjang rotan cukup lumayan. Ada salah salah satu relasi memesan 25 parsel setiap jelang lebaran.
Namun beberapa tahun terakhir saya tidak menerima pesanan berbentuk keranjang. Melainkan kardus parsel seperti dalam potongan video di bawah ini.
Menyambut Lebaran identik dengan berbagi. Saya jadi teringat suatu masa menerima hampers. Tepatnya tahun 2010 hingga 2012.
Ya, beberapa kali saya menerima bingkisan barang pecah belah berupa satu set piring keramik serta cangkir cantik.
Namun saat ini barang tersebut tersimpan di kontainer plastik tanpa keranjang anyaman. Tersebab,  kitchen set serta perabot lain belum jadi paska lanjutan pembangunan dapur.
Pembaca yang budiman, itulah perbedaan penggunaan sebutan hampers lebaran atau parsel sebagai bingkisan di hari raya.Â
Meski dalam penyebutan berbeda, kedua istilah tersebut tidak mengurangi atau mengubah makna berbagi di hari yang fitri.
Bisa berbagi apapun di hari kemenangan merupakan keindahan serta kesyukuran atas limpahan rezeki dari Allah SWT.
Bukankah dalam harta yang dititipkan Allah kepada kita terdapat hak-hak orang lain?Â
 Allah berfirman:
"Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain( orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta)."( QS Adz-Dzaariyat:19)
Sekian semoga bermanfaat. Salam sehat selalu, tetap jaga kesehatan ya, Pembaca.
Baca juga:
 "Dilarang Mudik! Tenang, Ada 4 Cara Mengirim Parsel Pengganti Diri yang Tak Bisa Kembali"
#ArtikelYuliyanti
#TopikPilihanHampersLebaran
#TulisanKe-309
#Klaten, 28 April 2022
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H