Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Hampers Lebaran dan Parsel, apa sih, Bedanya?

28 April 2022   12:17 Diperbarui: 30 April 2022   12:01 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parsel lebaran, dokumen yuliyanti

Lalu, apa bedanya Hampers dan Parcel?

Berikut perbedaan hampers dan parsel.

Mengutif dari KOMPAS. TV- Parsel dan hampers meski terdengar mirip, nyatanya dua istilah yang berbeda.

Parsel adalah kata serapan dari bahasa inggris 'parcel' merujuk pada sesuatu barang atau makanan kaleng yang dikemas dengan cantik nan rapi, menggunakan kertas atau keranjang rotan. 

Kemudian dikirimkan kepada orang-orang tertentu di hari raya. Sedangkan pengiriman barang tersebut tanpa melakukan perlakuan khusus. 


Hampers yang memiliki arti keranjang anyaman berisi makanan atau apapun isinya, lalu dibentuk sedemikian rupa hingga nampak cantik. Sementara pengiriman harus terpisah supaya tidak rusak dan berbenturan dengan barang lain.


Hampers punya kesan personal terkait pengirimannya pada hari raya khusus. Sedangkan parsel bisa setiap saat dikirim, meski demikian kebanyakan sebelum lebaran tiba.

Parsel lebaran, dokumen yuliyanti
Parsel lebaran, dokumen yuliyanti

Di sekitar saya, tradisi Hampers Lebaran sudah jarang ditemui. Bahkan sudah tergantikan dengan parsel, terbuat dari keranjang rotan.

Kemudian isinya disusun sedemikian rupa hingga terlihat cantik dan apik. Dalam hal ini dibutuhkan seni dan kreativitas, ketelatenan untuk mengemas seperti gambar di atas.

Dari sisi keindahnya tak kalah dengan keranjang anyaman hampers yang berisi barang pecah belah, ataupun makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun