Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Nyadran Jelang Ramadan dari Masa ke Masa

2 April 2022   23:03 Diperbarui: 3 April 2022   12:43 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasihttps://www.genpi.co/amp/berita/10348/tradisi-nyadran-identik-dengan-tenong-apa-itu

Negara Indonesia mempunyai beragam kebudayaan yang menjadi identitas suatu daerah.

Adat yang harus dihormati, dihargai pula dilestarikan secara turun temurun. Orang jawa bilang nguri-nguri Budaya Jawa.

Tradisi atau adat istiadat, di setiap daerah tentu berbeda-beda. Seperti halnya yang terjadi di kota asal penulis.

***

Klaten, merupakan daerah yang diapit antara Daerah istimewa Yogjakarta dan Kota Solo yang masih lekat dengan budaya Jawanya. Begitu juga tentang masyarakat di sekitar, salah satunya kota asal saya masih nguri-uri adat Jawi.

Pada hari Rabu, 30 Maret 2022 lalu, keluarga kecil saya pulang kampung. Sebenarnya hampir setiap akhir pekan mengunjungi ibu dan segenap kerabat.

Namun berbeda dengan hari itu, di kampung sedang ada helatan. Tradisi turun temurun jelang ramadan, yaitu"Nyadran." 

Tetapi sayang, saya tidak bisa mengabadikan momen tersebut.


Tersebab kepulangan sore jelang senja. Ditambah hujan turun ditempat tinggal saya dan ibu secara bersamaan. Syukurlah, jelang senja sudah reda. Awalnya kami ingin bersama-sama ke makam leluhur.. 

Namun situasi tidak memungkinkan untuk ibu yang sudah sepuh. Jadi saya berdua dengan suami lebih dulu berangkat. 


Apalagi harus nyadran di dua tempat yang berbeda. Dari pihak saya dan suami. Sehingga tidak bisa mengabadikan salah satu tradisi jelang ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun