Untukmu yang ada di seberang sana
Semoga kau dalam kebahagian,
harimu selalu indah. Begitu pun denganku, berkat munajatmu, aku dalam kebaikkan.
Selanjutnya, aku ingin menulis untukmu, tentang kita.
Bersama malam yang pekat, aku ingin meracik kata. Serangkai tulisan ini mewakili segenap hati. Bakal mengulas secuil kisah yang terlewati.
Tiga tahun yang lalu, kita bertemu. Kala itu aku penasaran dengan sosokmu yang bersahaja. Semenjak berkenalan, hati ingin selalu menyapa, pula sebaliknya.
Ya, akhirnya saling berbalas sapa. Menyulam kata, hingga waktu membawa kita menanjak. Senang bisa mengenalmu lebih dekat.
Tiga warsa berlalu begitu cepat. Tanpa terasa jalinan semakin erat, terkadang menimbulkan rindu yang berat, menggebu, tapi tersekat.
Bibirku selalu mengucap kata, "aku ingin bertemu" karena rindu. Dan kau jawab "sabarkan hatimu menanti waktu Tuhan mengabulkan."
Kendati begitu, rindu ini tetap bertahta. Kata orang, penantian itu begitu berat, dan melelahkan. Meluruhkan segenap asa, mematahkan impian. Aku berharap segera tiba waktuku .Â
Berada di sampingmu harapan terbesar. Menatapmu lebih lekat impian terbesar. Lalu memandang bintang yang berpendar. Hingga purnama memancar.
Dalam penatian lapang dada. Karena, di lubuk hatiku, bertahta anugerah cinta. Dan kasih sayang untukmu. Dua rasa saling berpagut, hingga mampu mengalahkan rentang waktu.