Sepekan sekali keluarga kecil kami mengunjungi ibu dan segenap saudara di desa tempat asal saya.
Jarak tempuh tempat tinggal saya sekarang dengan yang dulu sekitar 12-15 km. Bisa dibilang dekat, ya. Makanya, usai beraktivitas di akhir pekan, kami ke rumah ibu.
Kunjungan ini semata-mata demi membuat ibu bahagia di usianya yang sudah sepuh. Sesekali kami masak bareng, atau sekadar ngobrol menikmati udara pedesaan yang sejuk.
Rimbunnya pepohonan serta aneka bunga di halaman rumah ibu, menjadikan suasana teduh. Sebab, tanaman tidak hanya berfungsi sebagai penghias, kan?Â
Manfaat menanam pohon di halaman rumah bisa menurunkan suhu lingkungan, selain itu mengurangi polusi udara.
Tanaman juga membuat suasana sejuk dan nyaman ketika siang hari. Sebab, sinar mentari terhalang oleh tumbuh kembang dedaunan.
***
Sesampainya di rumah ibu, biasanya Naknang langsung bermain bola dengan adik sepupunya. Ia memanfaatkan halaman rumah tetangga yang penuh rerumputan untuk ajang sepak bola.
Namun, tidak kali ini. Naknang langsung ke tempat tantenya untuk memilih jajanan di warung kelontong
 adik yang tinggal sepekarangan dengan ibu.
Aneka jajanan yang jadi incaran tiap bertandang adalah; minuman kotak, kue nextar, chocolatos, wafer roll serta makanan ringan lainnya.
Namun tidak pekan itu, ia mengambil lalu menimang-nimang 1 batang cokelat silverqueen 62 gram yang sedang laris manis jelang perayaan Hari Valentine.
"Tante, iki regane piro?" )**
Tantenya pun hanya senyum-senyum melihat tingkah keponakan tercinta.
***
Perayaan Hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari tahun 2022 kali ini, telah lama dikenal sebagai hari kasih sayang. "Valentine"Â tertulis mulai muncul secara massal setelah 1400, sekitar waktu mesin cetak ditemukan.
Mengapa Bunga dan Cokelat Jadi Simbol Hari Valentine? Berikut Penjelasannya!
Sebuah legenda mengatakan, seorang sipir membawa putrinya yang buta(Julia) ke Valentinus seorang warga romawi yang dijatuhi hukuman mati oleh Kaisar Romawi.
Valentinus mengajari Julia tentang doa dan kepercayaan yang dianutnya, hingga ia benar-benar bisa melihat.
Menurut legenda setelah berjalannya eksekusi, Julia diyakini telah menanam pohon almond yang berbunga merah muda di dekat kuburan Valentinus.
Karena alasan inilah, pohon almond dan bunganya dianggap sebagai "simbol legendaris dari cinta dan persahabatan yang abadi." Seperti juga keterkaitannya dengan cokelat.
Sejarah budaya Maya dan Cokelat  Valentine
Banyak orang menganggap cokelat sebagai afrodisiak, karena mengandung endorfin yang disebut phenylethylamine, kadarnya di otak telah dikaitkan dengan jatuh cinta.
Colelat pun dianggap berharga sejak zaman Maya, serta dipercaya memiliki khasiat spiritual dan penyembuhan.
Nah, karena itulah sebagian masyarakat merayakan valentine dengan berbagi hadiah dengan orang tersayang.
Â
Menurut beberapa sumber, hadiah tersebut bisa berupa bunga mawar, kartu ucapan, cokelat cadbury hingga silverqueen.
Kehadiran silverquen dalam peringatan valentine menunjang omset penjualan adik saya meski hanya semusim.
Usaha tersebut dijalankan keponakan penulis, meski ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)Â
Tetapi bakat dagang dari orang tua telah mengalir dalam jiwanya. Pula pintar membagi waktu belajar dan kerja.
Pekerjaan sampingan tersebut digeluti semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama(SMP) yaitu online shop(olshop).Â
Dirinya pandai mengambil kesempatan  serta situasi dan kondisi yang ramai di pasaran. Tentunya juga sangat dibutuhkan orang seperti halnya cokelat silverqueen.
Penjualan silverqueen via online maupun COD naik pesat dibanding hari-hari biasanya. Bisa dibilang takpernah ada yang pesan kecuali sembako.
Waktu saya tanya omsetnya, adik dan keponakan menjawab hampir bersamaan.
Penjualannya cokelat silverqueen sedari akhir bulan januari hingga Februari jelang valentine, keseharian kisaran 2 sampai 6 pcs.Â
Syukur Alhamdulillah, ikut senang mendengarnya.
Seperti halnya beberapa waktu lalu, keponakan bilang kepada saya, bahwa olshopnya hampir tembus di angka 1 juta.Â
Tentunya ini jumlah yang sangat fantastis seukuran anak sekolah di masa pandemi.
"Tante, iki regane piro?" ( Tante, ini berapa harganya?)
#Artikelyuliyanti
#Tulisanke270
#Klaten, 17 Februari 2022
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H