Saya pernah memimpikan dua seragam kebanggaan, namun tak kunjung jadi kenyataan.Â
Dua seragam tersebut yakni, seragam biru putih identitas siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama(SMP), dan putih-abu sebagai ciri khas Sekolah Menengah Atas(SMA).
Dua seragam yang tak mungkin dikenakan, karena saya tak pernah mengenyam jenjang peringkat atas.
Ah, jadi curhat kan, saya. Sebenarnya tak ingin membahas dua baju impian tersebut, karena sudah bukan masanya lagi. Apa hendak dikata, terkadang sesuatu yang tersembunyi harus diperlihatkan.
Di balik impian yang tak kunjung jadi kenyataan, Allah telah persiapkan seragam kebanggaan. Meski hanya dalam hitungan bulan saya kenakan.
Ya, saat mengenakan seragam medis di hati ada rasa bangga dan bahagia. Tersebab, ada lambang keindahan serta peranan penting yang bermanfaat untuk sesama.
***
Suatu ketika, usai menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar(SD) saya tak lagi meneruskan ke tingkat SMP.
Impian pun lenyap seiring kenyataan bahwa saya terlahir dari keluarga tidak mampu. Akhirnya memupus pula mengubur dalam-dalam segala impian.
Kisah pun berlanjut, ketika masih remaja saya mencari pekerjaan. Apapun pekerjaan itu, yang penting halal dan berkah karena ingin membantu ibu.
Meski sebagai pembantu sekalipun, tak jadi masalah. Hingga akhirnya takdir kehidupan membawa saya ke Kota Batik Tulis terkenal (Solo)
Pada awalnya teman menawari pekerjaan membatik ( batik halus). Kebetulan saat SD, sudah berkecimpung di dunia batik. Meski hanya batik kain mori katun bukan sutera, setidaknya mempunyai ilmu dasar.
Seiring berjalannya waktu, mumpung di kota besar saya manfaatkan untuk kursus. Membagi waktu untuk kerja dan mencari ilmu.
Ya, ilmu yang saya dapatkan dari kursus, hitung-hitung untuk bekal kelak dikemudian hari.
Beruntungnya, juragan batik begitu baik. Beliau mengizinkan saya mengikuti kursus yang tempatnya tidak jauh dari tempat kerja.Â
Di Lembaga Pelatihan Kerja(PKL) ada beberapa pilihan jurusan yang menarik. Diantaranya, Tata Boga dan Baby Sitter.Â
Pilihan pun jatuh pada jurusan baby sitter, bidang tersebut bisa dijadikan tambahan ilmu kelak di kemudian hari.
Pelajaran dasar ketika menjadi siswa dalam kelembagaan selain perkenalan dengan guru(instruktur) sesama teman adalah Etika, Sopan Santun Kedisiplinan, Mental, Tanggung Jawab, serta Kebersihan.
Sedangkan pelajaran inti terdiri dari:
Pelajar Pengetahuan Inti:
- Perawatan bayi
- Gerak dan tumbuh kembang bayi
- Pengetahuan Gizi
- Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Pelajaran Pengetahuan saat Praktik yaitu;
- Praktik membantu proses persalinan di rumah sakit
- Mengurus bayi di rumah sakit
- Mensteril botol susu
- Memandikan bayi dan masih banyak lagi ilmu yang saya dapatkan selama kursus hingga PKL.Â
Ada satu materi praktik yang paling membanggakan, dan membuat hati bahagia. Ya, ketika mengenakan seragam medis warna putih layaknya perawat sebuah Rumah Sakit.
Mengapa harus berbaju putih?
Mengapa harus bersergam putih? Ya, pertanyaan itu sempat terlontar dari mulut saya pada instruktur awal pendaftaran. Karena merasa tidak punya baju seperti yang ditetapkan pihak lembaga.
Kakak instruktur pun memberi pengertian seputar makna baju seragam putih yang harus dikenakan seorang baby sitter.Â
Yakni, sama dengan seragam perawat atau tenaga medis rumah sakit. Jadi, jelas ini ada kaitannya. Berikut uraiannya:
1. Warna putih lambang kesucian
Baju dinas tenaga medis berwarna putih mengandung makna kesucian, karena berkaitan dengan tugas serta peran perawat yang sedang merawat pasien.
Karena itulah, warna putih memiliki tujuan kesucian jiwa dan hati kepada seorang perawat.
2. Lambang kebersihan
Selain makna di atas, warna putih merupakan lambang kebersihan yang menuntut para perawat senantiasa menjaga kebersihan.Â
Karena, selalu berhubungan dengan kesehatan yang merupakan tuntutan utama dan harus dijaga oleh tenaga medis.
3. Sebagai simbol ketenangan/kedamaian
Seragam Kerja perawat berwarna putih simbol ketenangan. Diharapkan pemakainya senantiasa memiliki kedamaian saat menunaikan tugasnya. Termasuk memberi dukungan serta kenyamanan terhadap pasien untuk menuju kesembuhan.
***
Memakai seragam perawat selama mengikuti kursus dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Bersalin Annisa, bertempat di Jln Veteran No 50, Gajahan Surakarta, memberikan makna mendalam.
Banyak pelajaran yang dipetik selama mengikuti pembelajaran. Sebuah kehormatan pada diri ketika diminta menyematkan sebuah nama untuk bayi mungil mereka.
Saya yang tidak begitu tahu arti sebuah nama merasa enggan untuk menyematkan. Namun, keluarga tersebut tetap menghendakinya.Â
"Istikhomah"Â
Nama untuk bayi perempuan tersematkan, dengan harapan selalu istikhomah dalam menjalan kewajiban sebagai wanita muslimah.
Begitulah, Seragam Kerja medis dan baby sitter sama putihnya.  Ada rasa bangga dan bahagia meski mengenakan selama 3 bulan, mampu menutupi dua seragam impian.Â
Jadi kesimpulan saya, apapun keinginan, mungkin baik menurut kita. Namun, belum tentu baik di mata Allah.
Terima saja dengan ikhlas, maka Tuhan akan menggantikan dengan sebuah kebaikan yang berfaedah untuk orang banyak.
Sekian dari saya, semoga sepenggal kisah ini menginspirasi lagi bermanfaat.
#ArtikelYiliyanti
#Tulisanke-268
#Klaten, 10 Februari 2022
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H