Datang bulan atau yang disebut Menstruasi adalah periode yang dialami oleh setiap wanita.
Siklus ini bukan rahasia umum, jika seorang wanita entah remaja atau dewasa, seringkali mengalami sakit perut, atau nyeri haid yang begitu menyiksa.
Menurut beberapa sumber, juga pengalaman teman Kompasianer yang mengalami nyeri perut atau kram saat menstruasi, dalam dunia medis disebut dismenore.
Sedangkan dismenore sendiri terbagi menjadi dua, yakni dismenore primer dan sekunder.
Melansir dari Gatra. com- Rasa sakit yang dialami perempuan saat haid berbeda antara satu dengan lainnya.
Menurut Fisioterapis Fortunella Levyana menjelaskan, ada skala haid dalam dunia medis.
Skala dimulai dari 0(nol) hingga (10) sepuluh. Dalam hitungan 0 seorang wanita tidak merasakan sakit.Â
Namun, semakin ke atas 7 hingga 10 terasa nyeri amat sangat hingga membuat malas gerak(mager) serta menjadikan sulit bangun tidur. Bawaannya ingin rebahan saja.
Kondisi ini tentu membuat kaum hawa tak nyaman, bahkan mengganggu aktivitas terlebih pada usia produktif 15-25 tahun(dismenore primer)
Sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri yang disebabkan karena masalah organ reproduksi dan rasa sakit berlangsung lama. Jadi, membutuhkan pertolongan medis.Â
Â
Alhamdulillah, sebagai wanita normal Menstruasi lancar setiap bulan, namun saya tidak mengalami dismenore.
***
"Mbak, kok tidak pernah mengeluh sakit ketika haid, apa Rahasianya?"
Begitulah sekelumit pertanyaan teman-teman seputar tamu bulanan.
Suatu ketika, saat remaja ibu dan nenek menganjurkan saya untuk meminum jamu tradisional, yaitu kunyit yang dibakar lalu diparut.
Kemudian direbus bersama asam dengan pemanis gula merah. Selain itu juga meminum beras kencur.
Waktu itu saya tidak tahu mengapa harus minum jamu secara rutin bikinan sediri atau beli di penjual jamu gendhong.
Saat saya tanya jawabnya begini;
"Wis tho Nduk, dikandhani wong tuwo ki, manut wae.(Â "Sudahlah Nduk, dibilangin orang tua itu, menurut saja.")
Namun saya bersikeras ingin tahu, apa manfaat di balik segelas jamu tradisional tersebut. Setelah berhasil merayu, akhirnya nenek memberitahu alasannya.
 "Supaya kelak saat kamu menikah dan hamil, sudah terbiasa minum jamu agar badan sehat, menambah kesuburan serta tidak sakit dan amis ketika datang bulan."
Jamu merupakan obat tradisinal yang masih dibudidayakan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Meskipun banyak obat herbal yang beredar dipasaran.
Namun jamu tradisional masih eksis mendapat tempat di masyarakat. Salah satu jamu yang kaya manfaat untuk kesehatan tubuh adalah beras kencur.
Jamu ini umumnya dibuat dari rimpang kencur yang dicampur dengan beras dan gula merah sebagai pemanis alami.
Bahkan, ada sebagian orang menambahkan asam jawa sebagai pelengkap cita rasa.
Manfaat beras kencur bagi ibu hamil dan wanita di antaranya adalah, dapat membantu menyembuhkan kram perut saat menstruasi, meningkatkan kesuburan dan menjaga kesehatan reproduksi, hingga mengontrol berat badan secara efektif.
Nah, itulah tips sederhana yang sering saya lakukan semenjak remaja. Semoga bermanfaat bagi pembaca semua.
#ArtikelYuliyanti
#TopikPilihanMenstruasi
#TulisanKe-239
#Klaten, 15 Desember 2021
#MenulisDiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H