Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wanita Tangguh Jadi Guru Sejati Bagi Buah Hati

30 November 2021   22:08 Diperbarui: 1 Desember 2021   10:41 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: narasipost.com

Hari Guru 2021, telah terlewati. Namun, segala rindu akan masa lalu, masa kanak-kanak selalu terbayang dalam kenangan.

Kenang-kenangan semasa kanak-kanak menyisakan cerita yang lucu. Pasalnya kala itu anak tetaplah anak dengan kepolosannya, belum ada naluri kedewasaan, jadi hanya ada kenangan yang lucu dan tersipu malu jika mengenangnya.

Siapa bilang profesi guru tidak lagi dilirik generasi zaman now?

Peran guru sangat mulia, meski guru bukanlah sehebat doktor, profesor, atau sebagian orang menyandang gelar bintang di pundaknya.


Guru adalah lilin yang menerangi setiap anak didik di dunia ini selain ibunya.
Guru yang tidak mendapat julukan orang hebat, namun bisa melahirkan generasi hebat.

Pengorbanan guru, dedikasi guru, sumbang sih ilmu-ilmunya menjadi panutan dan tak akan lekang ditelan waktu.
Terima kasih ku untukmu para guruku. Kelak, ilmu yang kudapat akan kuwariskan pada anak cucuku. Semoga jadi ladang pahala untukmu wahai guruku. Selamat Hari Guru 2021.

***

Mari kita mewujudkan kemampuan sebagai Ibu tangguh nan mulia, untuk menjadi Guru sejati serta sahabat bagi anak-anaknya.

Mengutip NarasiPost.com -- "Al-Ummu Madrasah Al-Ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya)".

Ibu adalah Madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Fitrah seorang anak, adalah dekat dengan ibunya, orang tua yang mempunyai peran penting atas kesalehan jiwa anak-anaknya kelak.

Ibu adalah guru pertama yang nantinya menjadi suri tauladan bagi putra-putrinya. Jika seorang ibu itu berperilaku baik, maka buah hstinya akan baik pula.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya

Begitulah pepatah mengatakan serta menggambarkan, bagaimana karakter anak bakal terbentuk secara turun temurun.

Secara tidak langsung tindak tanduk seorang ibu akan menjadi panutan bagi anaknya tanpa kita sadari.

Berhasil mendidik anak merupakan impian yang membuahkan kebahagian bagi setiap orang tua.

Sebegitu pentingnya peran orang tua dalam mendidik serta mengawasi tumbuh kembang anak, terutama peran sang bunda.

Namun, bukan berarti peran ayah tidak dibutuhkan bagi anak.

Akan tetapi peran seorang ibu lebih dominan dalam hal ini. 

Peran ayah memang tidak terlalu dominan, tersebab ayah sibuk bekerja sehingga sering banyak kegiatan di luar rumah.

Selain itu anak terlahir dari rahim seorang ibu, orang pertama yang dikenal bayi semenjak dalam kandungan.

Kemudian lahir dan menyesap air susu ibu(ASI) makan terjalin ikatan kuat antara keduanya. Selain itu, peran penting orang tua adalah mendidik anak-anaknya.

Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Prinsip paling penting dalam hubungan seorang ibu dan anaknya adalah pendidikan.

Mengutip dari gramedia.com Memanfaatkan golden age atau yang lebih dikenal dengan usia balita ini sebaik mungkin.
Karena dalam dunia parenting pendidikan anak dimulai dari usia dini.

Usia balita adalah usia emas sang buah hati(golden age). Usia dimana  tumbuh kembang anak terjadi begitu pesat. 

Menurut Benyamin S Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago dalam Stability and Change in Human Characteristics memjelaskan, potensi intelegensi anak pada golden age. 

Lebih tepatnya sampai usia 4 tahun) ini mulai terbentuk sekitar 50 persen, saat usia 8 tahun mencapai 80 persen dan akan mencapai total kecerdasan pada usia 18 tahun.

Dalam mendidik balita kita tidak harus menggunakan ego tinggi atau terlalu menuntut buah hati sesuai keinginan.

Cukup diarahkan apabila terkesan menyimpang. Arahkan dengan bahasa yang santun dan benar serta lemah lembut.

Berikan sepenuh cinta kepadanya karena golden age adalah usia yang menjadi parameter sederhana guna menilai kenormalan status kesehatan anak kelak dikemudian hari.

Secara psikologis dengan kamu memberikan cinta dan kasih sayang penuh. Maka, turut membantu anak agar tidak menyimpan kenangan luka masa kecil.

Referensi 1 dan 2

Baca juga

"Anak Menggunakan Bahasa Tidak Benar, Begini Cara Saya Menyikapinya" 

#ArtikelYuliyantiWanitaTangguhJadiGuruSejatiBagiBuahHati

#TopikHariGuru2021

#TulisanKe-229

#Klaten,30 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun