Benarkah mencari asisten rumah tangga(ART) itu mudah?
Mungkin memang mudah mendapatkannya. Namun, yang bisa sehati apalagi jadi idaman hati itu jarang ditemui.
Mengapa demikian? Dengan menjadi Asisten Rumah Tangga idaman, harus bertugas mengatur dan mengurus kebutuhan tuan rumah.
Berkewajiban menyelesaikan tugas membersihkan pekarangan, seluruh ruangan, perabotan, memasak, menghidangkan makanan, mencuci, pakaian dan lain sebagainya.
Begitu juga saat bekerja harus fokus, patuhi aturan sesuai arahan tuan rumah, menghargai waktu dalam memulai dan menyelesaikan pekerjaan.
Sebagai ART harus bersungguh-sungguh, tidak banyak mengobrol apalagi main gawai.
***
Pada era digital ini, banyak sekali drama ART yang sering membuat pusing kepala.
Mulai yang suka ngobrol berlama-lama dengan temannya, berpacaran atau sibuk bermain gadget.
Di era perkembangan zaman yang semakin canggih ini, alat komunikasi elektronik seperti gadget semakin banyak digunakan.Â
Bahkan, alat tersebut seolah menjadi kebutuhan pokok untuk mendapatkan informasi, komunikasi hampir seluruh lapisan masyarakat.Â
Namun, bagi ART yang sibuk main gadget saat bekerja, menjadi salah satu kelakuan buruk.Â
Selain tidak fokus terhadap pekerjaan, sama halnya kurang menghormati majikan. Hal inilah yang membuat persoalan marak seputar ART.
***
Ningrum, wanita super sibuk dengan segudang aktivitas. Dulu mencari asisten rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah selain mengurus anak-anaknya.
 Awal mula ART yang bekerja dirumahnya, sangat baik. Dalam arti selalu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa disertai kata "Minta Tolong" atau disuruh-suruh.
Ningrum tidak tanggung-tanggung memberi sesuatu serta menaikkan gaji secara berkala kepada asistennya.
Belum lagi bonus mengalir sebagai hadiah. Bahkan, ia tidak pernah memotong gaji meski yang bersangkutan sering bekerja paruh waktu.
 Justeru ia sering membantu pekerjaan ART-nya, seperti memasak dan membersihkan kamar mandi.
Begitu juga suami ningrum, ia tak segan mencuci baju, menyapu dan mengepel galeri barunya.
Pada awalnya pasangan tersebut tidak mengeluh. Semua dikerjakan atas dasar rasa bersahabat dengan ART yang mereka anggap keluarga.
***
"Selamat pagi, Bunda Ningrum, apa kabar?
Lho-lho...apa saya nggak salah lihat nih, masa Ndoro Putri bersih-bersih toilet sendiri. Apa, kata dunia?"
Ningrum segera menyelesaikan aktivitas begitu tahu sahabatnya datang.
Â
"Mana, Yu Sarmi? Suruh dia bersih-bersih sono! Nggak enak banget. Aku ke sini tuh, pingin ngobrol sama kamu."
Ningrum menatap Devi wanita seksi yang baik hati.
Persahabatan mereka terjalin semenjak kecil, melebihi saudara meski tiada hubungan kekerabatan.
"Hush! Kamu tuh dev, ngomong apa, sih? Ya, beginilah...kalau...."
"Kalau nggak disuruh, Yu Sarmi tidak mengerjakan tugasnya. Begitu, kan? Emang ia pegawai baru apa? Ngurus ini dan itu mesti pakai disuruh-suruh!"
"Nggak tahu, dev."
"Ningrum sayang... kenapa sih, kamu dan suamimu harus mengerjakan pekerjaan rumah? Padahal jelas-jelas ada ART. Lagian, kamu menerima ia untuk apa?"
Ningrum hanya tersenyum getir.
 "Kau benar dev, seharusnya ini tanggung jawab Yu Sarmi, sesuai kesepakatan setelah anak-anak besar,akan mengurus pekerjaan rumah.
"Nah, kan...."
Namun, semenjak ia punya klangenan gadget, pekerjaannya tidak memuaskan."
Seharusnya, usai menghidangkan menu ia mengerjakan hal lain seperti ngepel, ngelap meja atau membersihkan toilet barang sepekan sekali kan, nggak berat.
"Tuh, kan, bengong. Kamu kalau dibilangin nggak nurut. Kalau sudah begini, repot sendiri, kan?"
"Enggak, eh iya sih, dev. Pernah suatu ketika sedang memasak, masakanya gosong. Yu Sarmi diam seribu bahasa, yang tersisa hanya jejaknya.
"Nah, kan, sekarang baru sadar ya? "Terus, apa rencanamu selanjutnya?"
"Nggak tahu, dev?"
"Sampai kapan, kamu akan mempertahankan orang yang tak tau jika dipertahankan?
"Sampai hati ini tak lagi kuat menahannya."
***
Haruskah kita bersahabat dengan ART yang sering membuat kesalahan?
Asisten Rumah Tangga(ART) pada dasarnya sama dengan kita, manusia biasa tak luput dari salah dan dosa.
Meskipun kita tercipta lebih sempurna dibanding makhluk lain yang ada di bumi, manusia tetaplah manusia.Â
Ada dua sisi berbeda melekat dalam dirinya. Baik dan buruk. Jika kita menerima kelebihan seseorang, maka kita harus menelan kekurangannya.
***
#ArtikelCerpenHaruskahBersahabatDenganART BukanIdaman?
#TopikPilihanAsistenRumahTangga
#TulisanKe-228
#Klaten 29 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H