Selamat sore Pembaca Kompasiana yang selalu berbahagia. Semoga Allah selalu menjaga, memudahkan segala urusan kita di mana pun berada. Aamiin.
Sahabatku, jangan bersedih, apalagi cemas pun berkecil hati dengan merebaknya covid ini.
"Yakinlah, yang datang dari Allah, akan kembali pada Allah jua."
Seperti firman Allah:
"Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali(semua makhluk)." (QS. An-Nuur:42)
Tahun lalu pandemi covid bagi masyarakat yang dirasakan adalah dampak ekonomi yang berangsur-angsur menurun.
Hampir di seluruh kota beberapa usaha kembang kempis karena Lockdown. Namun, masyarakat tetap antusias berusaha dalam bidang apa pun untuk sekadar dapurnya tetap mengepul.
Hati tetap ceria nan tersungging senyuman manis meski kantong lagi menipis.
Pandemi pada tahun lalu, khususnya bagi sebagian masyarakat Kota Klaten masih terasa adem ayem.
Karena sebagian warga hanya mendengar berita korban yang bergelimpang karena covid.
Namun, kala masyarakat dikepung gelombang  kedua meningkatnya pandemi covid-19 saat ini membuat masyarakat was-was.
Bertambah pemerintah memberlakukan PPKM Darurat se Jawa-Bali membuat ekonomi makin terpuruk. Â Kecemasan pun meningkat saban hari.
Bahkan, tiap hitungan jam ambulan berdengung pertanda membawa korban covid, dari yang baru terpapar hingga yang telah meninggal.
Membuat kecemasan mendalam bagi sebagian warga, pun rumahnya terdampak wabah tersebut.
Merasakan cemas di tengah pandemi  merupakan hal yang wajar dialami sebagian orang.
Bertambah segala bidang tatanan kehidupan berubah total. Sebagai contoh, semula saat salat shaf harus dirapatkan. Sekarang, harus jaga jarak.
Saat bertandang ke rumah kerabat , dulu selalu bersalaman sebagai simbol keakraban saling memaafkan. Kini cukup menangkupkan kedua tangan di dada.
Belum lagi segala aturan protokol kesehatan. Mulai memakai masker, sering cuci tangan di air yang mengalir setiap 20 menit, jaga jarak, menjahui kerumunan, hingga soal hajatan pun saat ini dilarang keras.
Apalagi saat ini, dampak melonjaknya covid disetiap daerah menimbulkan korban jiwa. Tentunya menjadi pemicu utama seseorang merasa cemas dan stres.
Seperti beberapa hari yang lalu, seorang Ibu yang biasa beli sayur pun menceritakan ketakutan hingga tensinya naik. Semua dikarenakan tetangganya satu persatu meninggal karena covid.
Kecemasan berlebihan menjadi masalah yang umum bagi setiap kalangan masyarakat Indonesia saat ini.
Lalu, sampai kapan?
Bagaimana cara Mengatasi Kecemasan selama pandemi? Khususnya bagi orang tua dan lansia yang begitu rentan tertular virus corona?
Yuk simak bersama-sama
Kiat-kiat Mengatasi Kecemasan Pada Orang Tua Hingga Lansia Kala Virus Covid-19 Melonjak
1. Jangan menampik rasa cemas.
Iya, rasa cemas itu hal yang wajar-wajar saja.
Akan tetapi kita bisa mengalihkan perasaan cemas yang berlebihan dengan mencari kesibukan. Misalnya bersih-bersih di rumah, menyapu menyiram tanaman bunga.
Bahkan, bisa pula mulai menanam jenis sayuran di halaman rumah. Bagi sebagian Ibu rumah tangga dan lansia, memasak merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
2. Jauhi Berita Yang Negatif.
Selama ini segala akses tentang menyebarnya virus datang silih berganti, entah dari media sosial, atau sekadar berita dari mulut ke mulut.
 Apabila ingin mengakses berita diinternet, pastikan untuk mengunjungi situs resmi Pemerintah, itu pun bila diperlukan.
3. Tetap Beraktifitas Dengan Olahraga
Salah satu kegiatan untuk menghindari pikiran negatif yang bisa dilakukan adalah beraktifitas. Bagi lansia bisa olahraga ringan yaitu jalan-jalan di sekitar rumah kala pagi hari. Kemudian berjemur sekitar 15 sampai 30 menit itu akan lebih baik.
4. Mengonsumsi Makanan Yang Sehat.
Saya sering menyarankan pada Ibu khususnya, untuk tetap menyantap makanan yang sehat dan bernutrisi tinggi.Â
Jenis sayuran hijau seperti bayam, sawi, brokoli, kacang panjang, dan kangkung. Semua sayur yang mengandung vitamin C, E dan Zinc serta mengonsumsi suplemen vitamin yang cukup. Karena semua itu sangat dibutuhkan dalam menjaga imune tubuh.
5. Tetap Berpikir Positif dan Menyenangkan Hati
Selain beberapa langkah di atas, yang kita butuhkan untuk menjaga hati dan pikiran tetap tenang, dan senang. Nah, bagaimana caranya? Bisa dengan mendengarkan musik tentang lagu-lagu nostagia dan lainnya.
Selain menghibur diri, jangan lupa untuk selalu berdoa, berzikir, berselawat, mohon perlindungan Pada Allah.Â
Semoga terhindar dari wabah Corona dan badai di negeri ini segera berlalu, aamiin. Â Jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan.
Salam hangat dan sehat selalu untuk Anda di mana pun Berada.
Referensi :1
***
Baca Juga:"Covid Melejit, Rumah Sakit Makin Sulit Pedagang Kaki Lima pun Menjerit"Â
#ArtikelYuliyanti
#TulisanKe-132
#Klaten 09, Juli 2021