Â
Laung di Bulan Juli
Gaung sirine laksana sangkala
Tidak peduli pagi buta
Hingga lelap mendekap
Tetap menerjang berkawan senyap
Rinai mengucur di awal juli
Pilu telah membelah ceria hati
Gema berkali-kali silih berganti
Secawan candu menelah pergi
Laung memekik pada bulan juli
Keceriaan terenggut kini
Sekat tak lagi menghalangi
Terasing pada kuasa Illahi Rabbi
Tiada laung melebihi saat ini
Keridaan mengikis sanubari
Tawar hati tunduk sepi
Berkalang epidemi di bulan Juli
Ya Rabbi, kepada-Mu tempat akhir memuja
Jika ini akhir perjuangannya
Tempatkan mereka disisi-Mu
Tempat yang layak di Surga-Mu
Selamat jalan pejuang sejati
***
#PuisiYuliyanti
#TulisanKe-129
#Klaten, 05 Juli 2021
*Baca Juga Puisi sebelumnya: "Stop! Hentikan, Pelecehan Sejak Dini"Â
*Puisi Pilihan Lainnya: "Gara-gara Corona"Â
*Puisi Pilihan Lainnya: "Selamat Jalan Liza Putri Noviana"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H