Setelah api tersulut dan membara dengan sempurna, ambil pemanggan. Susun ayam satu persatu, lalu tangkupkan pegangan di atas bara.
Sesekali olesi daging dengan baluran bumbu menggunakan kuas, kemudian dibolak-balik hingga ayam matang kecokelatan. Lalu susun di piring saji.
***
Disaat bersamaan keseruan benar-benar terjadi hingga membuat gempar seisi dapur.
Saat membakar ayam, pasti ada kepulan asap dari bara. Apalagi prosenya di dapur.
Sebenarnya ada ruangan terbuka di atas kolam. Namun, Pak tukang menutup sebagian tempat itu hingga asap semumpel(asap tidak bisa keluar ruangan) sehingga membuat makin pekat.
Terpikir dalam hati ingin mengambil buah ketimun di kulkas sebagai lalapan. Namun, niat itu saya urungkan. Karena ayam akan bersanding dengan oseng daun pepaya dan sambal.Â
Tetapi entah kenapa hati kuat ingin mengambil timun, yah, sekedar untuk hiasan di piring.
Qodarullah, Allah menuntun saya untuk tetap membuka kulkas.
Ya, Allah...!
Pekik saya ketika melihat kepulan asap atau uap lemari pendingin yang putih pekat 5 kali lipat dari hari-hari biasa.