Semangat malam, pembaca Kompasiana yang tercinta! Apa kabarnya? Semoga Anda senantiasa dalam limpahan nikmat sehat. Aamiin.
Keberulan suasana siang tadi begitu panas. Mentari seolah memanggang Kota Klaten. Â Tentu saja suasana makin gerah, sekalipun sudah sore. Nah, saat cuaca begini, bawaannya ingin minum atau menyantap santapan yang segar. Namun, tetap menyehatkan.
Mendadak saya ingin membuat hidangan jam telon (istilah orang jawa) yaitu makanan selingan yang disantap kala istirahat pukul 15:00 bagi karyawan atau tukang bangunan.
Sehabis santap siang  saya pun segera mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk sajian.
"Sepertinya bakal terasa segar deh, bila membuat selad. Ya, pas banget  daun seladanya ada! Asyik, ayo beraksi. Hehe..."
Tetiba langit berubah warna, segumpal rona abu bergulung nampak di sana. Desiran angin, sepoi menyapu wajah, terasa sejuk, memang. Namun menusuk pori hingga terasa dingin.
Seketika teringat sepucuk puisi indah, karya beliau Sapardi Djoko Damono. Tentang hujan di bulan juni.
Iya, beberapa hari terakir cuaca berubah-ubah. Kala bayan, tetiba sang bayu menderu, langit pun berwarna abu-abu, desiran rinai kecil pun mengusap sahdu, cieee...Â
Lanjut ke judul.
***
Baiklah, kali ini izinkan saya berbagi tentang olahan Resep Selad Galantin(selad solo) hidangan ringan namun cukup menyegarkan. Dan, tentunya bernutrisi tinggi karena berbahan sayuran.