[Kusambut Ramadan] Dengan Nawaitu 3 Skill Menjalani Puasa Ramadan
Pembaca Kompasiana yang berbahagia.
Seperti telah kita lewati beberapa hari ini, kita telah memasuki awal Puasa Ramadan. Ada Skil untuk kita bisa menjalankan ibadah tersebut. Oh, iya, kenapa?
Karena tanpa adanya skil tersebut, kita tidak akan mendapat apa yang kita inginkan, apalagi keberkahan. Kalau asal mengikuti tradisi bulan puasa, ya ikut saja deh.
Sebuah kesalahan terbesar ya, pembaca. Selain kita mengikuti tradisi di bulan Ramadan, yaitu berpuasa, kita harus meluruskan 'Niat' bukankah begitu Para Pembaca?
Pertama, meluruskan Niat misal hijrah sesuai keinginan, Ini Makna Hadis Innamal A'malu Binniyati
- Dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan." (HR. Bukhari) [ No. 54 Fathul Bari] Shahih.
Nawaitu yang artinya niat(saya berniat)
Berhubung pada bulan ini seluruh kaum muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. Maka, saya pun tak ingin melewatkan momen yang sangat spesial ini. Sekalin dalam kondisi kurang sehat.
Nawaitu shauma ghodin'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa.
Artinya; Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala.
Niat berpuasa bukan hanya sekadar menahan lapar pun dahaga, melainkan untuk menahan hawa nafsu( nafsu amarah, nafsu terhadap hal-hal negatif seperti layaknya berbuat tidak baik yang bisa membatalkan puasa).
Semenjak waktu imsak, mulailah kita menahan  hawa nafsu yang bisa membatalkan puasa. Adapun yang bisa membatalkan selain nafsu makan disiang hari secara sengaja yaitu dengan menimbulkan sahwat antara suami istri.
Kedua, kita harus banyak meluangkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat.
 Target membaca al-quran harus lebih baik dari hari-hari biasa. Kalau biasanya hanya beberapa ayat sehabis subuh, atapun menjelang tidur, kini harus lebih banyak sehingga dalam satu bulan ini khatam berkali-kali, insyaa Allah.
Ketiga, menciptakan sebuah ide.
Adakalanya kita harus punya banyak ide, dalam bulan yang penuh berkah ini. Anda bisa meningkatkan bisnis ala rumahan. Biasanya ditiap bulan puasa saya menerima pesanan parcel. Seperti tahun-tahun lalu, namun kali ini saya cuti dulu, karena harus banyak istirahat karena masa pemulihan sakit tipes, dan lambung yang masih bermasalah. Meskipun begitu saya bisa menjalani ibadah puasa dengan lancar, insyaa Allah.
Saya hanya perlu meningkatkan target membaca al-quran. Untuk berbisnis, alhamdulillah berjalan lancar secara ofline.
Oh, iya, ngomong bisnis ofline, tentunya ada pula secara online, ya? Alhamdulillah, keduanya berjalan lancar, atas izin Allah.
 Pembaca yang berbahagia, kali ini saya membatasi gerak dulu. Saya hanya ingin fokus niat ibadah, membaca al-quran dan memperbanyak dzikir. Dengan banyak dzikir akan membuat hati tenang lagi mendapat pertolongan dari arah yang tak terduga.
Dzikir berasal dari kata Arab yang berarti mengingat. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 152:
"Karena itu, Ingatlah kamu kepada-KU niscaya aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepad-Ku, dan janganlah kau mengingkari (nikmat)-Ku."
Jauh sebelum berpuasa, sewaktu badan sehat, lewat sebuah grup disalah satu komunitas pembelajaran daring, saya mengamalkan riyadhoh.
Adapun riyadhoh yang saya amalkan saban hari adalah beristighfar 1000 sampai 2000 kali dan berselawat dengan nominal angka yang sama.
Namun, satu bulan terakhir ini saya merasa gagal, karena hanya bisa menyelesaikan riyadhoh @ 1000 kali.
Dalam bulan yang penuh hikmah ini, target riyadhoh saya @2000 kali. Bismillah, semoga Allah mudahkan segala niat kebaikan.
Karena, satu kali kebaikan pahalanya berlipat-lipat, takingin melewatkan momen yang ditunggu selama sebelas bulan. Saya ingin mengisi hari-hari tersebut dengan lebih mendekatkan diri pada Sang Pemilik alam semesta, Allah SWT.
Kita tidak tau, kapan akhir masa hidup di dunia ini, bisa saja ini Ramadan terakhir bisa pula esok lusa. Kita tidak tahu akan hal itu. Makanya, sekalipun belum sembuh benar, saya tidak ingin melewatkan bulan yang penuh berkah ini.
Dalam melangitkan doa, semoga saja diri ini diberi kesihatan lagi umur panjang, diberi pula hidup yang bermanfaat dunia dan akhirat insyaa Allah, Â aamiin.
Untuk urusan menulis di kompasiana yang menjadi hobi beberapa bulan terakhir ini, saya tidak menarjetkan sehari harus posting satu atau dua artikel.
Namun, kali ini semampu waktu yang ada, atau melihat situasi dan kondisi(sikon)saya.
Seandainya bisa menulis satu atau dua artikel yang bermanfaat. Alhamdulillah, itu berarti Allah memudahkan satu urusan saya.
Mengingat kesihatan yang belum pulih, untuk menjaga stamina saat buka dan sahur saya tidak lupa mengkonsumsi buah, kurma, dan susu, selain menu sahur yang berserat seperti aneka sayur kacang-kacangan ditumis atau dioseng taklupa daging yang sangat diperlukan untuk tubuh kita.
 Taklupa vitamin untuk menjaga imune tubuh, agar takterjadi masalah saat berpuasa.
Nah, itulah skil yang saya terapkan saat menjalankan ibadah puasa, semoga kita lebih mendelatkan diri kepada Allah SWT, pun menjadi insan yang bertaqwa.
 Semoga kita bisa memetik hikmah Puasa Ramadan, senantiasa kita semua dalam rengkuhan doa pun ampunan di bulan yang penuh kemuliaan insyaa Allah, aamiin.
 Tulisan ke-77. Klaten 15, April 2021. Semoga bermanfaat. Selamat menunaikan ibadah Puasa Ramadan 1442-H. Mohon maaf lahir batin.
Artikel pilihan sebelumnya klik DI SINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H