***
- Â Lima tahun berlalu tanpa hal baru. Setelah beberapa bulan kemudian, saya pindah ke kota lain dengan kehidupan lebih baru pula.
Keberadaan saya di kota baru, hampir sama. Segala rutinitas pun takjauh berbeda, makin bertambah padat. Tanggung jawab pun jauh lebih berat membuat kepenatan melanda.
Ya, sebelum menikah bisa dibilang sering memberi penghargaan pun memanjakan diri. Kali ini agak berbeda dengan tahun-tahun yang lalu. Semua harus diatur dengan baik. Salah satunya, cara  menghadiahi diri sendiri.
- Minggu pertama, saya pergi ke salon. Rela antri hampir setengah hari untuk merawat diri. Mulai dari pijat, merawat wajah, pun rambut. Bak sekar kedaton dimanja sesaat. Aroma wewangian membuat tubuh rilek, kepenatan melanda semasa kerja pun hilang lenyap.
Minggu kedua saya memanjakan mata pun lidah. Iya, menikmati keindahan alam kota Jogja, serta menyantap berbagai menu khas di Kota Gudeg ataupun Kota terdekat.Â
Pokoknya, tiap akhir pekan harus memberi hadiah terbaik untuk diri sendiri sebelum nanti membagi waktu bersama keluarga.
Minggu ketiga masih seputar kota terdekat menengok orang tua. Karena sejak bekerja taklagi serumah dengannya. Namun, adik-adik membersamai dalam mengurus usaha yang telah saya rintis. Meskipun jarang pulang ke rumah orang tua, taklupa untuk berbagi sedikit rezeki
Minggu keempat masih seputar menyenangkan diri. Terkadang saya memanjakan diri dengan merawat wajah, rambut, pun dengan pijatan yang akan mengendurkan otot dan saraf yang akan membuat pikiran tak mudah tegang apalagi stres. Perawatan ini akan merileksasi tubuh setelah rutinitas menumpuk.
Namun, berbeda lagi setelah saya menikah dan berkeluarga. Saat awal-awal menikah, merawat diri sangatlah penting. Maklumlah, pengantin baru. Bahkan hingga menjelang buah hati lahir masih sering ke salon walau sekadar perawatan wajah.
Setelah buah hati lahir, saya pun jarang memanjakan diri lagi. Bertambahnya kebutuhan yang harus dipenuhi. Mengurus  keluarga menjadi kewajiban yang utama.Â
- Mahalnya biaya untuk menghadiahi diri sendiri membuat saya berpikir dua-kali. Terlintas dalam benak kala itu, memanjakan diri memang perlu, tapi jauh lebih penting untuk beli susu. Meskipun begitu, saya tetap memberikan hadiah rupa merawat wajah sendiri di rumah.
Saat perawatan di salon dulu, saya memperhatikan tekniknya. Langkah-demi langkah pun saya praktikkan. Setiap dua minggu sekali merawat wajah sendiri.
-  Yah, jarang ke salon. Apalagi saat pandemi seperti sekarang ini. Berkumpul dengan orang asing masih dilarang. Tetapi merawat diri tetap terjaga. Saya melakukan dengan sangat sederhana. Bukankah self reward itu adalah bentuk membahagiakan diri sendiri melalui sebuah aktivitas yang menyenangkan?
Nah, saya punya cara lain yang sederhana lagi murah meriah. Melepas kepenatan dengan cara menikmati udara segar di alam bebas.