Aku bisa jadi tangguh sekaligus rapuh, ceria tetapi sayu. Bisa diplomatis meski sering kurang analitis, sangat ceroboh namun menuntut detail. Semua kebalikan itu bisa terjadi dalam satu waktu.Â
Ada kalanya aku merasa begitu lelah dan ingin marah, tetapi menerima apa adanya adalah kunci keberhasilan. Maka, dengan begitu hati akan berdamai dengan diri sendiri.
Setelah itu akan merasa bahagia. Menyenangkan bukan? Bisa menerima perihal diri yang sulit dirinci bak karya seni.
Barangkali semua buku self-help yang laku ratusan hingga jutaan eksemplar di toko hanya ingin bilang:
"Terimalah, dan berdamailah dengan dirimu sendiri. Maka, kamu akan bahagia," hanya saja berbalut dengan kiasan supaya lebik menarik untuk dibaca.Â
Kisahku seperti ingin menggenapi perkataanmu kala itu, bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita bisa jatuh cinta pada diri sendiri.Â
Kemudian membaginya pada orang terkasih. Dulu, aku tidak sempat bertanya, bagaimana caranya?
Tetapi dalam perjalanan ini justru menemukan jawaban cara mencintai diri sendiri. Yaitu dengan menerima, supaya orang-orang tercinta bisa merasakan manfaatnya.Â
Terima kasih, diri ini banyak belajar darimu. Semoga kamu tidak lupa perkataanmu, juga segera menemukan kedamaian dalam keceriaan dunia.Â
Doaku di hari ulang tahunmu sesederhana itu saja, ya. Tidak perlu banyak, tetapi semoga mencukupi.
Alkisah dengan semakin banyak kejadian di kota yang kutempati saat ini, semoga bisa merasakan bahwa setiap tempat memiliki suasana dan rasa yang berbeda.Â