Kebiasaan setiap ba'da subuh saya menyibukkan diri di dapur. Dari mulai mencuci piring, bersih-bersih lalu memasak. Pula menanyakan menu yang ingin disantap Anak Lanang(Nak Nang). Maksudnya ingin memasak untuknya.
Iya, setiap pagi menu sarapan buat keluarga kecil saya ditentukan olehnya. Maklumlah, anak saya belum mau makan seperti layaknya anak seusianya.
Di mana hampir setiap anak suka masakan yang dihidangkan ibunya. Tetapi beberapa bulan terakir ini mulai suka nasi goreng. Syukur alhamdulillah, ada satu peningkatan. Sayangnya, saya sedang tidak sehat. Sehingga tidak bisa membuatkan menu untuknya.
Tetiba Naknang mendekat di pinggir ranjang tempat saya rebahan.
"Mi, ajarin bikin makanan kesukaanku dong." Celetuknya manja.
Rupanya dia mengerti kondisi ibunya, jadi minta diajari membuat menu favorit. Saya merasa senang, ada niat belajar yang muncul dari lubuk hati tanpa diminta.
"Ayuk, siapkan peralatan dan bumbunya" kataku menambah semangatnya. Lalu anak itu segera bergegas ke dapur mengambil cobek, dan ulekan. Dalam batin, tahu juga Le.
"Apa saja bumbunya, Mi?"
Saya hanya tersenyum melihat aksinya yang sedikit super sibuk layaknya orang dewasa padahal umurnya belum genap dua belas tahun.
Namun terkadang sikapnya seperti pria matang. Apalagi saat saya sedang sakit, ia lebih memerhatikan.
"Baiklah siapkan semua bahan-bahannya, Mimi pandu."
Bahan utama:
Sepiring nasi putih
1 sdm minyak goreng
Bahan bumbu:
3 siung bawang putih
4 butir bawang merah
2 buah cabai merah keriting.
1 buah cabai rawit
2 sendok blueband
1 sebdok makan roico rasa sapi
1 buah ketimun, cuci iris
1 buah tomat
5 butir nugget ayam, goreng terlebih dulu
1 butir telur kocok lepas
"Kemudian haluskan. Nanti setelah halus dikasih ebi(udang kecil) ulek lagi. Jangan lupa dikasih penyedap, rasa sapi. Tambahkan sedikit lada bubuk. Nah, buat menumis gunakan blueband ya, Le!"
"Siap, laksanakan tugas."
Tidak lama kemudian semua bahan sesuai yang saya perintahkan telah siap. Jari-jemarinya yang masih kecil sangat gesit melakukannya bak seorang juru masak.
Satu hal yang membuat saya tertawa, namun tertahan. Cara ia menghaluskan bumbu (ngulek) gerakannya dari depan ke belakang. Msju-mundur..coba bayangkan...apa nggak ingin ketawa... etapi biarlah. Masa pembelajaran.
"Coba dipukul pake ulekan (digeprek) saja bumbu-bumbu itu, nanti juga bisa halus kok."
Saya mencoba memberi solusi agar lebih mudah menghaluskan bumbu. Tak lama kemudian, semua bumbu itu diulek, lumayan halus untuk hasil ulekan anak kelas enam SD.
Namun tiba-tiba dia berteriak sambil memencet hidungnya saat menghaluskan udang kecil tersebut.
"Baunya tidak enak!" Katanya sambil tertawa, saya pun tak kalah geli melihatnya.
“Iya, itu aroma ebi. Justru bumbu itu yang membuat masakan jadi enak, Cah Bagus.”
"Nah, ayuk siapkan wajan. Tambahkan minyak untuk menumis bumbu Le. Baru kemudian tuang nasinya, sambil diaduk."
Saya mencoba menerangkan, agar anak kecil tau manfaatnya. Tidak hanya sekadar aromanya saja.
Akhirnya tanpa bertanya lagi langsung mengambil wajan penggorengan serta mrnambahkan minyak.
Terlebih dahulu ia menggoreng nugget ayam maupun dan telur untuk taburan. Baru kemudian memotong ketimun, tomat dan irisan kubis sebagai pelengkap sajian.
Semua dilakukan sendiri, meniru gaya saya. Tidak menunggu lama menu yang berbalur bawang dan kecap pun telah siap untuk disantap.
Sedikit berbagi cerita, masa pembelajaran membuat menu favorit seorang anak laki-laki buah hati tercinta.
Tulisan ke-tiga.
#NasiGorengalaBuahHati
#Kreasidapiryuliyanti
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H