Karya ilmiah merupakan karya tulis yang dibuat sebagai bentuk informasi untuk memaparkan pembahasan ilmiah yang sistematis dan logis, ditulis untuk menacri jawaban dan memberi pembenaran suatu hal. Dalam dunia pendidikan, mungkin karya ilmiah bukanlah suatu hal yang asing. Namun, bagaimana dalam dunia karir? Apa yang menjadi alasan karya ilmiah menjadi penunjang karir di masa yang akan mendatang?
Kemampuan menulis karya ilmiah sendiri berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, melalui karya ilmiah kemampuan berpikir kritis dan kreatif seseorang bisa meningkat. Â Dengan melihat peran karya tulis ilmiah saja, kita dapat melihat efeknya yang bisa bermanfaat bagi keberlangsungan karir.
Untuk memperdalam teks akademik tersebut, di sini, kami akan membahas karakteristik, konsep, dan ide untuk sebuah karya ilmiah.
1. Karakteristik karya ilmiah
Tujuan dibuatnya karya ilmiah adalah sebagai akses informasi untuk para pembaca, sehingga membuat karya ilmiah tidak bisa sembarangan karena harus dapat diuji kebenarannya. Karakteristik karya ilmiah, diantaranya:
- Logis, ide disampaikan secara logika atau masuk akal; sesuai nalar.
- Objektif, karya ilmiah tidak mengandung sisi subjektif atau pandangan pribadi saja.
- Sistematis, Â penulisan dan pembahasan teratur secara sistematis; sesuai dengan standar yang berlaku.
- Etis, sesuai dengan asas perilaku yang disepakati secara umum.
2. Konsep berpikir ilmiah
Diperlukan critical thingking atau berpikir kritis dalam membuat sebuah karya ilmiah, karena penulis harus mengungkap sebuah fakta, menguak masalahnya dan mencari solusinya. Menganalisis suatu masalah atau peristiwa menggunakan metode 5W + 1H (What, who, where, when, why, how).
3. Cara menemukan dan menuangkan ide ke dalam karya tulis ilmiah
Ide untuk membuat karya tulis ilmiah bisa kita temukan di mana saja dan kapan saja, bahkan ide bisa muncul begitu saja saat kita membaca, mengamati dan berdiskusi. Setelah menemukan ide untuk diteliti, tentunya kita tidak hanya mencari jawaban atas pertanyaan tersebut, tetapi juga memahami dan mencapai jawaban yang valid; sahih, karena sebuah karya ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan. Diperlukan pola pikir ilmiah, yang didasarkan pada logika deduktif dan induktif, serta menggunakan metode ilmiah untuk menemukan fakta dan ide baru.Â
- Pola pikir deduktif, pola pikir pengambilan ide dari kesimpulan umum menjadi khusus. Mengandalkan fakta dan peraturan yang berlaku.
- Pola pikir induktif, Ide dari pengamatan dan data yang spesifik kemudian disimpulkan secara umum. Pola pikir ini mengandalkan pola dan tren.
Kemudian, bagaimana cara menuangkan ide-ide tersebut ke dalam kerya tulis ilmiah?Â
1). Menuangkan dalam deskripsi. Suatu objek secara rinci, agar pembaca dapat merasakannya seolah-olah objek tersebut berada di depan pembaca.
2). Menuangkan dalam narasi. Meskipun karya tulis ilmiah umumnya memiliki format yang lebih formal dan tersusun rapi, idenya dapat dituangkan dalam bentuk narasi, selama narasi tersebut berfokus pada penjelasan yang objektif dan berbasis bukti.
3). Menuangkan dalam eksposisi. Berupa penjelasan atau pemaparan umum terkait suattu informasi. Dalam karya ilmiah, eksposisi digunakan untuk menjelaskan teori, data, metode, hasil penelitian, serta argumen dan rekomendasi.
4). Menuangkan dalam argumentasi. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa tesis yang diajukan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun, tetap didukung dengan data yang kredibel.
5). Menuangkan dalam persuasi. Bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang pentingnya temuan atau pandangan yang diajukan. Meskipun karya tulis ilmiah harus objektif, unsur persuasif diperlukan untuk menekankan relevansi penelitian.
Kami harap dengan dijelaskannya materi karya ilmiah ini, pembaca dapat menerapkan poin-poin tersebut, terutama mahasiswa. Dengan begitu wawasan dapat bertambah seiringnya waktu karena meningkatnya daya pikir kritis untuk keberlangsungan karir.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI