[caption caption="Danau Ranu Kumbolo merupakan genangan air tawar tertinggi di JawaTimur. (Gambar: fatkhurrozi)"][/caption]Tulisan ini adalah lanjutan dan penjelasan dari artikel saya sebelumnya: Mulai dari Tercemarnya Ranu Kumbolo, sampai Ketinggian yang Sudah Tidak Lagi 3676 Mdpl
Ranu Kumbolo adalah salah satu dari empat danau yang ada di kawasan Gunung Semeru. Dengan luas sekitar 8 hektar, menjadikan Ranu Kumbolo sebagai danau terluas dari keemat danau lainya. Danau ini berada pada ketinggian 2390 mdpl yang merupakan genangan air tawar tertinggi di Jawa Timur. Tercatat oleh TN BTS bahwa titik temperatur terendah di tempat ini mencapai 2 derajat celcius.
Udara di Ranu Kumbolo memang terkenal cukup dingin dibanding dengan gunung-gunung lain pada ketinggian yang sama. Hal itu disebabkan karena kondisi geografisnya terletak di lembah antara bukit-bukit yang tinggi di sekitarnya, sehingga angin gunung dan angin lembah mempengaruhi temperatur udara Ranu kumbolo. Penyebab lain adalah adanya air di danau itu sendiri. Uap air yang mengembun juga bisa mempengaruhi temperatur udara.
Sekedar informasi bahwa di sekitar kawasan Gunung Semeru ada empat buah danau, yaitu Ranu Kumbolo, Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Tompe. Ranu Pani dan Ranu Regulo letaknya berdekatan dan hanya berjarak sekitar 100 meter, merupakan danau di sebelah pemukiman penduduk Desa Ranupani. Air Danau Ranu Pani sudah berwarna kecokelatan kerena sering digunakan untuk aktivitas sehari-hari, seperti memancing, ternak ikan bebek, dan lain-lain. Semetara, Ranu Regulo sampai saat ini masih terjaga kealamiannya karena jarang digunakan aktivitas sehari-hari.
[caption caption="Danau Ranu Pani. (infopendaki.com)"]
Kondisi Ranu Tompe berbanding terbalik 180 derajat dengan Ranu Kumbolo saat ini. Dahulu, sekitar tahun 2000, menurut cerita dari pendaki-pendaki “tua”, Ranu Kumbolo maih menjadi habitat angsa yang berenang setiap hari di tengah danau. Namun sekarang hewan berwarna putih tersebut sudah menghilang entah kemana, kemungkinan sudah punah karena lingkungan habitatnya tidak sesuai lagi.
Permukaan air Danau Ranu Kumbolo sudah tercemar minyak dengan persentase sekitar 35% dari total 8 hektar luasnya sejak 10 tahun terakhir. Kenaikan pencemaran terbesar terjadi pada rentan waktu antara tahun 2011 s.d. 2013, dan terus meningkat sampai sekarang. Jika dilihat dengan saksama dari atas bukit, terdapat warna air yang berbeda antara tepian danau dan bagian tengah. Di tepian danau yang sedikit terlihat keruh itulah lapisan minyak dan detergen berada.
Minyak dan detergen tersebut berasal dari cucian bekas alat makan di danau yang dipakai pendaki. Memang tidak ada berefek jika yang melakukannya hanya satu orang atau satu rombongan, namun jika yang melakukannya ribuan orang setiap hari, lambat laun permukaan danau Ranu Kumbolo akan tertutup minyak yang tentu mengakibatkan terganggunya ekosistem air di sana.
Di tepian danau terlihat air mulai beriak yang diakibatkan oleh limbah deterjen dan sabun. Juga terdapat sisa makanan seperti nasi dan mie instan yang dibuang sembarangan saat mencuci piring. Tidak ada peraturan tertulis yang melarang pendaki melakukan cuci alat makan di danau, yang ada hanya larangan mandi demi alasan keselamatan.
[caption caption="Salah satu hal yang dilarang di Ranu Kumbolo adalah mandi dan berenang. (g4d4adventure)"]
Beberapa saat setelah dia menceburkan diri ke danau, terdengar teriakan dari jauh, lalu ada 5 orang berpakaian oren hitam dan memakai topi rimba berlari menghampiri pendaki yang mandi tersebut. Sontak pendaki lain kaget dan bertanya-tanya siapakah 5 orang tersebut. Terlihat dari kejauhan pendaki yang mandi lalu naik ke atas dan dibawa oleh 5 orang menuju ke camp ground yang sedang ramai kerumunan pendaki melihat kejadian itu.