Hal yang sama juga dialami oleh teman-teman saya yang akan memesan tiket kereta api. Semua tidak ada yang dapat. Namun ada salah satu tips yang mungkin bermanfaat bagi para pemburu tiket kereta api. Pemesanan tiket kereta api memiliki jangka waktu pembayaran maksimal 3 jam, jika tidak dibayar maka tiket akan gugur dan bisa dibeli oleh pembeli yang lain. Nah, biasanya, meskipun tidak banyak, ada pembeli yang lupa membayar atau tidak sempat membayar. Itulah kesempatan bagi pembeli yang kehabisan tiket, mengingat biasanya pembeli ramai pada pukul 00.00 tapi relatif sepi pada pukul 3 pagi.
Jika masih tidak dapat tiket, alternatif lain adalah menunggu kereta tambahan yang akan tersedia pada H-60 sebelum tanggal pemberangkatan. Kereta tambahan hanya tersedia beberapa kursi di kelas ekonomi dengan harga yang lebih mahal dari kereta api reguler.
Sebenarnya mudik menggunakan bus umum juga tidak kalah murah dan nyaman. Namun karena rentan macet, maka masyarakat lebih memilih untuk naik kereta api yang cepat karena bebas macet. Untuk itu diharapkan pemerintah membenahi sistem transportasi yang ada, terutama perbaikan jalan raya agar terbebas dari kemacetan.
[caption caption="Harga pesawat naik 2 kali lipat pada saat mudik lebaran. (antaranews)"]
Pemerintah harus bisa mengatasi hal ini. Jangan terpaku masalah padatnya pemudik pada saat lebaran, namun selesaikan dari masalah yang lebih radikal. Tingkatkan pembangunan di daerah, mulai dari lapangan kerja sampai pada layanan pendidikan tinggi. Dengan begitu masyarakat tidak akan berpikir untuk pergi ke ibukota. Dengan begitu masalah mudik lebaran dari ibukota ke daerah-daerah bisa sedikit diatasi.
Kalau semua tiket mahal, saya mau pulang ke Pasuruan naik apa? Tunggu bus mudik lebaran gratis saja lah.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H