[caption caption="Gambar: eastjava.com"][/caption]
Pasoeroean Djaman Bijen (PJB) untuk ke sembilan kalinya diselenggarakan di Kota Pasuruan. PJB adalah festival tahunan untuk memperingati HUT Kota Pasuruan yang saat ini memasuki usia 330 tahun. Acara PJB berlangsung mulai Jumat, 18 Maret 2016 dan ditutup pada Sabtu, 19 Maret 2016 kemarin.
[caption caption="Pengunjung PJB, semua golongan hadir. (Foto: cbarjuno.com)"]
Pengunjung memadati halaman GOR Untung Suropati untuk menyaksikan acara selama 2 hari tanpa henti. Puncak keramaian terjadi pada Sabtu malam yang diperkirakan pengunjung mencapai jumlah 20.000 orang. Semua orang rela berdesakan pada malam puncak acara untuk menyaksikan stan-stan hasil kreativitas masyarakat Kota Pasuruan.
Pengunjung lebih memilih datang pada malam hari karena acara berada di luar ruangan (outdoor). Udara di Kota Pasuruan pada siang hari sangat panas karena kondisi geografis dataran rendah, rata-rata hanya mempunyai ketinggian 8 mdpl. Untungnya selama acara tidak ada hujan yang turun sehingga tidak mengganggu, berbeda dengan tahun kemarin di mana sempat terjadi hujan yang merusak stan-stan dan properti yang ada.
Sekitar 150 stan dibuka pada PJB 2016 ini. Stan tersebut dikelola oleh tiap-tiap sekolah, komunitas, dan juga instansi pemerintah. Setiap stan bebas menentukan tema masing-masing dengan tetap mengacu pada nuansa tradisional ala Kota Pasuruan pada zaman dahulu. Kebanyakan bahan yang dipakai adalah kayu-kayu dengan ukiran, bambu dan daun yang dikeringkan. Namun ada juga yang memadukan nuansa modern dengan tradisional.
Semua dibuat sesuai kreativitas peserta masing-masing. Warna dominan pada PJB ini adalah cokelat, merah, dan kuning. Warna cokelat terdapat di stan yang terbuat dari kayu atau daun-daun kering serta kursi dan meja tradisional. Warna merah dan kuning digunakan peserta yang mengambil tema “Cina” karena zaman dahulu dan sampai sekarang banyak etnis Tionghoa yang hidup berdampingan dengan masyarakat Kota Pasuruan.
[caption caption="Salah satu tempat foto yang disediakan panitia. (dokpri)"]
Acara PJB lebih terlihat seperti pameran dengan tema tradisional. Namun sebenarnya acara ini merupakan acara hiburan gratis untuk masyarakat. Beberapa stan ada yang menyuguhkan pertunjukan musik tradisional, wayang, dan atraksi-atraksi lain untuk menarik perhatian pengunjung. Ada juga yang memajang barang-barang antik, sepeda onthel, dan mobil-mobil kuno sebagai background bila pengunjung ingin narsis sambil berfoto ria.
Tak sedikit juga peserta yang memanfaatkan acara ini untuk mencari keuntungan dengan menjual makanan dan minuman di stan miliknya. Tentunya yang dijual adalah makanan dan minuman tradisional dengan harga terjangkau.
[caption caption="dokpri"]