[caption caption="60 menit padamkan listrik. (Gambar: Earth Hour, Wikipedia)"][/caption]
Indonesia kembali turut serta dalam perayaan Earth Hour yang dilaksanakan serentak pada malam ini (19/3) pukul 19.30 waktu setempat. Earth Hour merupakan kampanye untuk mewujudkan komitmen gaya hidup hemat energi yang dicetuskan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dan diperingati di seluruh dunia. Earth Hour dilakukan dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik selama 1 jam pada Hari Sabtu akhir Maret setiap tahunnya.
Sejarah Earth Hour
Earth Hour pertama kali diselenggarakan di Kota Sydney, Australia pada 31 Maret 2007 pukul 19.30 atas ide dari WWF dan disetujui oleh Walikota Clover Moore. Setahun kemudian, Earth Hour serentak diperingati secara global setelah mendapat respon positif dari banyak negara termasuk Indonesia. Saat itu Earth Hour dilaksanakan di Monas, Jakarta pada 28 Maret 2008.
Saat ini Earth Hour sudah dilaksanakan di lebih dari 5000 kota di seluruh dunia. Bahkan perayaan di Indonesia banyak digagas oleh anak muda di lebih dari 30 kota. Sekitar 1 juta penduduk Indonesia telah menjadi bagian dari Earth Hour.
Tujuan Earth Hour
Dalam situs resminya, disebutkan bahwa Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk Bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan.
Selain menghemat energi, Earth Hour juga bertujuan untuk menghemat kertas, daur ulang sampah dan menggiatkan penggunaan transportasi publik demi kelestarian alam untuk masa depan bumi. Jika dilihat tujuan utamanya, Earth Hour diselenggarakan akibat ancaman perubahan iklim akibat pemanasan global. Sehingga untuk meminimalisir dampak pemanasan global harus dilakukan perubahan gaya hidup oleh setiap individu dari semua kalangan.
Earth Hour 2016 di Indonesia
Kegiatan Earth Hour di Indonesia banyak terfokus di daerah Jawa-Bali karena 78% konsumsi listrik berada di daerah tersebut. Namun bukan berarti daerah lain tidak turut melaksanakan, beberapa kepala daerah bahkan juga turut mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tahun ini.
Sebagai gambaran dampak positif dari Earth Hour, jika 1 jam pemadaman listrik diikuti oleh 10% penduduk atau 700 ribu rumah di Jakarta maka akan hemat 300 Megawatt setara dengan 1 pembangkit listrik, mengurangi beban listrik sebesar Rp 200 juta dan emisi 267 ton karbon dioksida. Itu hanya di Jakarta, jika daerah lain melakukan hal yang sama, apalagi seluruh dunia, efeknya sangat besar sekali.
Menurut situs earthhour.wwf.co.id, target utama kampanye Earth Hour di Indonesia yaitu melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka.
Earth Hour tahun ini mengambil tema “Shine a Light on Climate Action”. Sebelumnya pada tahun 2009 tema yang digunakan adalah “Pilih Bumi Selamat atau Bumi Sekarat?”, tahun 2010 dengan “Ubah Dunia dalam 1 Jam”, tahun 2011 dengan “Setelah 1 Jam Jadikan Gaya Hidup”, dan terakhir tahun 2012 sampai 2015 dengan “Ini Aksiku! Mana Aksimu?”.
Kegiatan Earth Hour nanti malam juga mendapat dukungan dari Candi Prambanan dan Borobudur yang juga turut serta dalam pemadaman listrik selama 1 jam. Kegiatan positif ini harus diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia karena semakin banyak peserta maka semakin banyak energi yang bisa dihemat.
Padamkan listrikmu 60 menit, sebelum bumi padam selamanya.
Sumber: earthhour.org earthhour.wwf.co.id
[caption caption="earthhour.org"]